Disclamer
Kebijaksanaan pembaca disarankan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal membutuhkan bantuan, mohon hubungi hotline krisis atau profesional kesehatan mental. Dukungan selalu tersedia.
LOMBOK, iNewsLombok.id - Insiden meninggalnya R. Haryo Wijoseno (RHW), atlet Gateball asal Sleman, Yogyakarta, di kawasan wisata Gili Trawangan, memicu keprihatinan mendalam dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani. Ia mendesak Pemerintah Provinsi NTB agar memperkuat protokol keselamatan wisata dan olahraga di seluruh destinasi pariwisata NTB.
“Kita kehilangan seorang sahabat, duta olahraga rekreasi, dan tamu kehormatan dari Yogyakarta. Saudara R. Haryo Wijoseno (RHW) adalah bagian dari semangat kebersamaan yang dibangun lewat Fornas. Atas nama masyarakat Lombok dan sebagai pimpinan Komisi X DPR RI, kami menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga almarhum dan seluruh kontingen peserta dari Yogyakarta,” ujarnya dalam pernyataan resmi di Mataram, Kamis (24/7/2025).
Evaluasi Menyeluruh dan Penegasan Protokol Keamanan
Hadrian menegaskan bahwa insiden tersebut bukan kejadian biasa. Ia menilai NTB sebagai salah satu destinasi unggulan nasional tidak cukup hanya mengandalkan promosi, namun juga wajib menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama.
“Belum genap sebulan kita juga dikejutkan dengan kabar duka wafatnya wisatawan asal Brazil saat mendaki Gunung Rinjani. Dua kejadian ini tidak bisa kita anggap sebagai insiden biasa. NTB harus menjadikan keselamatan dan mitigasi risiko sebagai prioritas utama, bukan sekadar pelengkap brosur promosi,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan kritik terhadap minimnya aspek spiritualitas dalam pelaksanaan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) VIII yang saat ini berlangsung di NTB.
“Saya sangat menyayangkan bahwa kegiatan akbar ini tidak diawali dengan doa bersama lintas agama yang terkoordinasi secara resmi. Padahal, spiritualitas adalah fondasi dari keselamatan kolektif,” katanya.
Rincian Tragedi di Gili Trawangan
RHW (64), atlet cabang olahraga Gateball dari kontingen Yogyakarta, meninggal dunia saat melakukan snorkeling di perairan Gili Meno. Menurut saksi mata, korban sempat tidak sadarkan diri hanya lima menit setelah masuk ke air. Upaya CPR sempat dilakukan di lokasi oleh rekan sesama atlet sebelum korban dibawa ke Klinik Warna Gili Trawangan.
“Sekira pukul 10.15 WITA, korban dinyatakan meninggal dunia. Diduga karena serangan jantung dan stroke,” ujar Sapto Winarno, rekan satu tim korban.
Korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Mataram untuk penanganan lebih lanjut.
Langkah Tindak Lanjut dan Rekomendasi DPR
Lalu Hadrian mendorong agar Evaluasi menyeluruh terhadap SOP keselamatan di lokasi wisata NTB segera dilakukan.
Penyusunan protokol terpadu antara sektor olahraga dan pariwisata, khususnya untuk kegiatan luar ruang. Peningkatan kapasitas layanan darurat (medical tourism readiness) di lokasi-lokasi strategis.
Penegakan standar pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata dan operator aktivitas air. Koordinasi instansi untuk komunikasi cepat saat darurat di kawasan wisata.
Ia berharap kepergian almarhum RHW menjadi refleksi bersama atas pentingnya sinergi antara keselamatan, budaya, dan spiritualitas dalam setiap kegiatan olahraga berskala nasional.
“Semoga semangat beliau terus hidup dalam setiap langkah kita membangun Indonesia yang sehat, kuat, dan berjiwa gotong royong,” tutup Hadrian.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait