Kepala Biro Ekonomi NTB Ditetapkan Tersangka Kasus Masker, Ini Respons Pemprov dan Dewan Udayana

Purnawarman
Kepala Biro Ekonomi NTB Ditetapkan Tersangka Kasus Masker, Ini Respons Pemprov dan Dewan Udayana. iNewsLombok.id

LOMBOK, iNewsLombok.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) akhirnya memberikan tanggapan resmi terkait pemberitaan yang menyebut adanya surat penetapan tersangka terhadap Kepala Biro Ekonomi Sekretariat Daerah NTB dalam kasus dugaan korupsi pengadaan masker Covid-19.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik NTB, Yusron Hadi, menyampaikan bahwa Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, telah mengikuti kasus ini sejak awal masa jabatannya.

“Sehubungan dengan pemberitaan di media online yang kami baca terhadap posisi hukum saudara kami Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB dalam dugaan kasus Masker Covid-19, perlu saya sampaikan bahwa sesungguhnya Bapak Gubernur sudah mengikuti kasus ini sedari awal beliau menjabat,” ujar Yusron dalam pernyataan tertulis, Selasa (20/5/2025).

Yusron menegaskan bahwa Pemprov NTB tetap berkomitmen menghormati proses hukum yang tengah berjalan, sembari tetap menjunjung asas praduga tak bersalah.

“Namun beliau (Gubernur Lalu Iqbal, red) sangat menghormati proses hukum yang tengah berjalan dengan tetap menjaga asas praduga tak bersalah,” katanya.

Pemprov Siap Nonaktifkan Pejabat Jika Status Tersangka Diterima

Lebih lanjut, Yusron menyatakan bahwa jika status tersangka terhadap Kepala Biro Ekonomi NTB sudah dinyatakan resmi, maka Gubernur akan segera membebastugaskan yang bersangkutan dari jabatannya.

“Segera setelah ditetapkan secara resmi dan surat pemberitahuan kita terima, beliau akan membebastugaskan dari jabatannya sebagai Kepala Biro Ekonomi dan akan menunjuk pejabat Pelaksana Tugas. Demikian, terima kasih,” jelasnya.

Konteks Kasus Pengadaan Masker Dugaan tindak pidana korupsi ini bermula dari proses pengadaan masker medis untuk masyarakat NTB pada puncak pandemi Covid-19 di tahun 2020.

Penelusuran internal menyebut adanya dugaan markup harga serta ketidaksesuaian spesifikasi sebagai poin penting dalam penyelidikan aparat penegak hukum.

Kasus ini menambah daftar panjang skandal pengadaan alat kesehatan selama pandemi yang banyak menyita perhatian publik. Beberapa daerah lain juga sedang menjalani audit dan penyidikan terkait dugaan penyelewengan serupa.

Desakan DPRD: Jangan Tunggu, Bertindak Sekarang

Menanggapi isu tersebut, anggota DPRD NTB, Nashib Ikroman (Acip), mendesak Pemprov NTB untuk tidak hanya bersikap pasif dan menunggu pengumuman resmi dari aparat penegak hukum (APH).

“Kita tidak bisa mengambil kebijakan dari berita media. APH segera memperjelas status, dan Pemprov segera menanyakan statusnya,” tegas Acip.

Ia menyebut pejabat yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Direksi Bank NTB Syariah tersebut harus segera dinonaktifkan jika benar tersangkut proses hukum, demi menjaga integritas kelembagaan.

“Ketika nonaktif, Biro Ekonomi bisa diisi Plt. Jangan sampai ini berlarut dan asumsi berkembang. Lebih baik dipercepat statusnya,” tambahnya.

Gangguan Kredibilitas Seleksi Pansel Bank NTB Syariah Keberadaan pejabat yang tersandung kasus hukum di posisi strategis seperti Ketua Pansel disebut bisa menimbulkan krisis kepercayaan publik terhadap hasil seleksi.

“Gangguan kredibilitas, ini soal opini publik. Kita tidak bisa melarang orang beropini. Tapi perlu diyakini bahwa bukan ketua yang mengambil keputusan sendiri,” jelas Acip.

Menurut pakar hukum administrasi publik, kejelasan status hukum sangat penting untuk menjaga legalitas keputusan pansel. Bila proses seleksi tetap dilanjutkan tanpa kejelasan, maka hasilnya rawan digugat.

Pemprov Harus Jaga Netralitas dan Akuntabilitas

Dalam tata kelola pemerintahan, netralitas dan akuntabilitas pejabat publik menjadi prinsip utama. DPRD NTB menekankan bahwa langkah cepat dalam menyikapi pejabat bermasalah adalah cara terbaik untuk menjaga kredibilitas institusi dan proses seleksi yang sedang berlangsung.

“Jangan sampai hanya karena satu kasus, kredibilitas seleksi dan lembaga jadi dipertanyakan. Segera bertindak,” pungkas Acip.

Respons tegas dan keterbukaan informasi dari Pemprov NTB dinilai menjadi ujian penting dalam menjaga kepercayaan publik. Di sisi lain, DPRD NTB mendorong agar proses hukum dan administratif dijalankan dengan cepat demi menjamin kualitas birokrasi dan tata kelola yang bersih di daerah.

Editor : Purnawarman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network