Muhammad Anshori Muazar Habibi
Mudirul 'Aam Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School
Di tengah derasnya arus pemberitaan tentang kasus-kasus pelecehan seksual yang melibatkan oknum ustadz di beberapa pesantren, publik seolah tergiring pada satu persepsi: bahwa pesantren adalah tempat yang tidak aman bagi anak-anak. Ditambah maraknya perilaku menyimpang yang menghantui dunia remaja—seperti narkoba, seks bebas, dan kekerasan di sekolah umum—para orang tua kini kembali bertanya-tanya: di mana anak sebaiknya bersekolah?
Pertanyaan ini tak sederhana. Sebab memilih sekolah bukan hanya soal kurikulum atau fasilitas. Ini adalah tentang membentuk manusia utuh—cerdas secara intelektual, kuat secara spiritual, dan tangguh menghadapi zaman.
Pesantren: Warisan Pendidikan Tertua dan Benteng Moral Bangsa
Perlu ditegaskan bahwa pesantren bukan lembaga baru. Ia adalah sistem pendidikan tertua di Indonesia, bahkan eksis jauh sebelum republik ini berdiri.
Sejarah mencatat, dari pesantren-lah lahir para tokoh perjuangan, ulama besar, hingga pemimpin bangsa. Pesantren adalah benteng moral yang membentuk kepribadian Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Namun kini, hanya karena satu atau dua oknum ustadz melakukan kejahatan, masyarakat seolah dengan mudahnya mencabut kepercayaan dan memberi stigma buruk pada seluruh lembaga pesantren. Ini tentu tidak adil.
Yang harus diadili adalah pelaku, bukan lembaganya. Yang harus dikritisi adalah sistem pengawasan, bukan nilai-nilai mulia yang ditanamkan pesantren selama berabad-abad.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait