DPRD Nilai Ada Harapan Baru di Usia NTB ke-67, Dorong Iqbal-Dinda Percepat Realisasi Visi Prioritas
LOMBOK, iNewsLombok.id – Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Akhdiansyah, menilai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) NTB ke-67 bertepatan dengan satu tahun kepemimpinan Gubernur Lalu Muhamad Iqbal (LMI) dan Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri (Dinda) menjadi momentum penting untuk mempercepat realisasi visi prioritas daerah.
Ia mengaku mulai melihat adanya secercah harapan terhadap arah pembangunan NTB di bawah duet LMI–Dinda, khususnya dari sisi perencanaan kebijakan dan regulasi.
"Tema nya bagus, gerak cepat, NTB hebat. Kita berharap momentumnya pas. Satu tahun pemerintahan LMI–Dinda untuk bergegas visi prioritasnya. Wujudkan dengan merumuskan jalan-jalan kecil untuk menempuh jalan besar," tegas Akhdiansyah, Kamis (18/12/2025).
Menurut mantan aktivis ini, sejumlah fondasi strategis telah diletakkan pemerintah provinsi, mulai dari rampungnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) hingga selesainya Peraturan Daerah Struktur Organisasi dan Tata Kerja (Perda SOTK).
"Saya sudah melihat sejauh ini RPJMD rampung, perda SOTK selesai. Jalan terang menuju NTB Mendunia terlihat secercah harapan ke depan," ujarnya.
Meski demikian, Akhdiansyah menegaskan langkah berikutnya yang tak kalah penting adalah konsolidasi internal pemerintahan, terutama dalam memperkuat struktur birokrasi agar sejalan dengan visi kepala daerah.
"Tinggal gubernur LMI konsolidasi pasukan (struktur). Jangan lama-lama, segera restruktur dan jalankan visi prioritas. Jangan lupa meritokrasi dan desa berdaya, penanganan miskin ekstrem gas pool," katanya.
Ia menilai keberhasilan program unggulan sangat bergantung pada soliditas aparatur dan penempatan pejabat berdasarkan kompetensi, bukan semata pertimbangan politik.
Akhdiansyah juga menyoroti persoalan 518 tenaga honorer Pemprov NTB yang kontraknya berakhir pada 30 Desember. Menurutnya, isu ketenagakerjaan harus segera mendapat solusi konkret agar tidak berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.
"Satu celah yang belum terlihat adalah penataan angka kerja, terutama 518 honorer yang dirumahkan, agar tingkat pengangguran bisa teratasi," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa indikator kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kemampuan pemerintah menjaga stabilitas lapangan kerja.
"Harus ada solusi soal angka kerja. Itu indikator kemajuan sebuah daerah," tegasnya.
Tokoh yang akrab disapa Guru To’i ini menekankan bahwa konsep gerak cepat tidak boleh dimaknai secara normatif, melainkan harus disertai terobosan nyata.
"Gerak cepat itu bukan yang biasa-biasa saja, tapi harus ada inovasi, kreativitas, dan sesuatu yang baru untuk NTB yang maju dan mandiri," ujarnya.
Selain itu, ia berharap sejumlah program strategis seperti NTB Capital dan Gerakan NTB Emas (GNE) dapat segera diwujudkan secara konkret.
"NTB Capital itu sebuah obsesi dan ekspektasi besar. Semoga bisa cepat gas. GNE juga semoga cepat pulih dan berdampak langsung ke masyarakat," pungkasnya.
Sebagai informasi, NTB saat ini tengah menghadapi tantangan fiskal dan penyesuaian kebijakan pasca reformasi birokrasi nasional.
Pemerintah daerah dituntut mampu menyeimbangkan efisiensi anggaran dengan percepatan program prioritas, terutama dalam pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan desa, dan penciptaan lapangan kerja baru.
Editor : Purnawarman