Dr. Alfisahrin, M. Si
Dosen Universitas Bima Internasional_MFH dan Staf ahli di DPD RI
Antropologi birokrasi mungkin terdengar asing dan tidak familiar di telinga publik Indonesia padahal setiap hari, setiap minggu, bulan dan tahun, ada saja yang mengharuskan kita berurusan dengan birokrasi negara.
Bahkan sekedar bayar tagihan listrik, pulsa, angsuran mobil, motor bahkan pinjman di bank harus dihadapkan dengan peliknya birokrasi, sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka semua perkara hidup bernegara diatur ketat oleh sistem regulasi yang bernama birokrasi negara.
Namun, ketika berbicara tentang birokrasi dan polemiknya di Indonesia rasanya nano-nano. Banyak orang yang salah tafsir dan salah memahami birokrasi baik definisi, fungsi dan maknanya dalam kehidupan bernegara.
Antropologi birokrasi dapat menjadi suatu pendekatan akademis yang kaya dengan unsur budaya, filosofi dan cara pandang unik tentang bagaiamana memahami birokrasi dan bagaimana cara bekerja birokrasi dalam melayanai kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Antropologi birokrasi tidak hanya melihat birokrasi sekedar sebagai institusi, sistem administrasi dan Kumpulan pranata aturan melainkan sebagai fenomena budaya yang membentuk dan dibentuk oleh manusia.
Dalam The Utopia of Rules David Graeber (2015), birokrasi diterjemahkan sebagai bentuk dominasi modern yang membungkus kekuasaan dalam aturan dan dokumen.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
