LOMBOK, iNewsLombok.id – Lembaga riset Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara (PKAEN) bekerja sama dengan Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) Yogyakarta merilis hasil survei terbaru yang menyoroti dampak ekonomi dan sosial dari gerakan boikot terhadap produk yang dikaitkan dengan Israel di Indonesia.
Survei dilakukan terhadap 810 responden di empat kota besar, yakni Yogyakarta, Lombok, Pekanbaru, dan Bandung. Hasilnya, 35,4 persen menyatakan mendukung boikot, dengan 43 persen menyebut alasan kemanusiaan sebagai motivasi utamanya.
Namun, hasil survei juga mengungkap bahwa aksi boikot berdampak signifikan terhadap sektor tenaga kerja dan dunia usaha. Sebanyak 80 persen responden menyatakan gerakan ini berdampak pada nasib pekerja, dan 72 persen meyakini bahwa perusahaan mengalami kerugian langsung dari penurunan penjualan hingga penutupan gerai.
“Gerakan ini tidak hanya berdampak secara ekonomi, tetapi juga secara sosial dan psikologis,” kata Edo Segara Gustanto, Direktur PKAEN, dalam pemaparan di Kaktus Coffee, Sleman, Sabtu (10/5/2024).
Ia menjelaskan bahwa beberapa perusahaan mulai melakukan efisiensi hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak langsung dari boikot.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait