Ekonom Soroti 3 Titik Lemah RPJMD NTB 2025–2029

Purnawarman
RPJMD NTB 2025–2029 berpotensi dorong ekonomi daerah, namun pengamat ingatkan risiko stagnasi jika hilirisasi, kemiskinan, dan diversifikasi tak ditangani. Edo Segara Gustanto (ist)

LOMBOK, iNewsLombok.id - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2025–2029 dinilai memiliki peluang besar untuk mendorong transformasi ekonomi daerah.

Namun, pengamat ekonomi dari Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara, Edo Segara Gustanto, mengingatkan bahwa potensi ini bisa terhenti jika kelemahan struktural tidak segera diatasi.

Visi ambisius “Bangkit Bersama Menuju NTB Provinsi Kepulauan yang Makmur Mendunia” sejalan dengan agenda pembangunan nasional. Meski demikian, kinerja periode sebelumnya memberi sinyal waspada.

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi NTB hanya mencapai 5,12%, jauh di bawah target 6,5%. PDRB per kapita tercatat Rp33,2 juta, hanya separuh rata-rata nasional. Kemiskinan ekstrem juga stagnan di 2,04%, lebih tinggi dari angka nasional yang berada di 0,85%.

Sektor hilirisasi menjadi sorotan. NTB memiliki surplus produksi garam hingga 209% atau 143.796 ton per tahun, namun petani hanya memperoleh Rp400 per kilogram.

Sementara itu, garam olahan dari luar daerah dijual kembali di NTB seharga Rp3.500 per kilogram. Selisih harga ini menyebabkan kerugian potensi ekonomi lokal sekitar Rp144 miliar per tahun.

Editor : Purnawarman

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network