get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasan Masat Temukan Ketimpangan di Tanjung Aan: Usaha Warga Kalah Saing dengan Jaringan Besar

Lapak Digusur, Karyawan Terancam Menganggur: Tanjung Aan Bergejolak

Selasa, 15 Juli 2025 | 11:52 WIB
header img
Lapak Digusur, Karyawan Terancam Menganggur: Tanjung Aan Bergejolak. Riki Aditya Ramdani/iNewsLombok.id

Tak hanya itu, ia mempertanyakan kebijakan penggusuran yang justru menyasar bangunan yang telah beroperasi di pinggir pantai, sementara lahan kosong seluas puluhan hektare di bagian belakang lapak belum disentuh.

“Dibelakang ini kan masih banyak kosong, kenapa harus bangunan yang ada di pinggir pantai yang dirobohkan dulu?” ujarnya penuh tanya.

Respons Aparat dan Otoritas

Kapolres Lombok Tengah, AKBP Eko Yusmiarto, mengatakan bahwa petugas masih memberikan waktu kepada pemilik lapak untuk mengosongkan tempat.

“Kita kasih waktu satu jam untuk dikosongkan ya,” tegasnya saat berada di lokasi.

Penggusuran ini dilakukan sebagai bagian dari proyek penataan kawasan pariwisata oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di kawasan Mandalika. Namun, banyak warga menilai proses ini tidak memprioritaskan komunikasi dan keberpihakan kepada masyarakat kecil.

Lapak-lapak yang digusur merupakan bagian dari zona wisata yang selama ini menjadi titik pertumbuhan ekonomi mikro di Tanjung Aan.

Kawasan Tanjung Aan masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, dan ITDC memiliki peran besar dalam pengembangan kawasan tersebut.

Belum ada kejelasan relokasi atau kompensasi yang konkret dari pihak ITDC maupun pemerintah daerah kepada para pelaku usaha terdampak.

Sejumlah organisasi masyarakat sipil dan pegiat pariwisata mendesak agar Pemprov NTB menyediakan solusi win-win agar pembangunan tidak merugikan masyarakat kecil.

Rencana jangka panjang ITDC disebut akan membangun fasilitas akomodasi dan pusat UMKM baru di kawasan belakang, tetapi hingga kini belum ada realisasi di lapangan.

Kasus penggusuran ini menunjukkan masih lemahnya komunikasi antara pengelola kawasan wisata dan masyarakat lokal.

Pemerintah daerah dan ITDC diharapkan segera menghadirkan solusi adil dan konkret, agar pengembangan pariwisata tidak menjadi pemicu konflik dan kesenjangan sosial.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut