Ekonomi NTB Minus, Tapi SDA Melimpah? Ini Kata Nashib Ikroman

LOMBOK, iNewsLombok.id — Anggota Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nashib Ikroman atau yang akrab disapa Acip, mengungkapkan pandangannya terkait kontraksi pertumbuhan ekonomi NTB di tengah kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Ia menilai bahwa angka pertumbuhan yang tercatat tidak mencerminkan kondisi ekonomi riil masyarakat.
Dalam pernyataannya, Acip menekankan bahwa kontribusi sektor tambang terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB terlalu mendominasi, sementara sektor-sektor riil seperti pertanian, pariwisata, dan perdagangan justru menjadi penopang utama aktivitas ekonomi masyarakat.
"Secara riil, sektor yang men-drive ekonomi kita adalah sektor pertanian dalam arti luas, pariwisata, dan sektor perdagangan. Pertama, harus dilihat dulu struktur PDRB kita, pertumbuhan ekonomi kita didominasi sektor tambang," tegasnya, Rabu (28/5/2025).
Menurut politisi muda asal Partai Perindo ini, jika sektor pertambangan—terutama ekspor konsentrat—dikeluarkan dari perhitungan, maka pertumbuhan ekonomi NTB sebenarnya bisa melebihi 5 persen. Ini mencerminkan bahwa aktivitas ekonomi yang menyentuh langsung masyarakat sesungguhnya tumbuh positif.
"Padahal, sektor tambang ini, khusus ekspor konsentrat, bukan riil ekonomi," ujarnya.
Acip menekankan perlunya konsistensi dalam cara pandang pemerintah terhadap sektor pertambangan dalam penghitungan pertumbuhan ekonomi. Ia mengkritik praktik inkonsistensi yang kerap terjadi dalam narasi resmi.
"Kita harus fair dalam memandang hal ini. Hanya saja, cara pandang soal pertumbuhan ekonomi NTB ini harus konsisten. Jangan sampai, di saat tambang sedang tinggi, sektor tambang dimasukkan untuk tujuan pencitraan. Tetapi di saat sektor tambang rendah, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, sektor tambang dikeluarkan supaya angkanya bagus," terang Acip.
Pakar ekonomi lokal menambahkan bahwa NTB harus memperluas basis ekonomi melalui hilirisasi pertanian, penguatan UMKM, dan peningkatan konektivitas antarwilayah untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif. Selain itu, penting bagi NTB untuk memperkuat sektor ekonomi digital dan ekonomi kreatif agar memiliki daya tahan terhadap fluktuasi komoditas global.
Editor : Purnawarman