DPRD NTB Ungkap SLB Fiktif di Bima, Terima Dana BOS Rp 229 Juta Tanpa Aktivitas Belajar

Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa SLB ini dipimpin oleh Kepala Sekolah AR, dengan jumlah siswa tercatat 29 orang dan delapan guru. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa bangunan tersebut tidak digunakan untuk kegiatan belajar.
2020: Tahap 1 (Rp 36 juta), Tahap 2 (Rp 48 juta), Tahap 3 (Rp 36 juta).
2021: Tahap 1 (Rp 67,680 juta), Tahap 2 (Rp 88,736 juta), Tahap 3 (Rp 67,680 juta), Tahap 4 (Rp 1,5 juta).
2022: Tahap 1 (Rp 67,680 juta), Tahap 2 (Rp 90,240 juta), Tahap 3 (Rp 67,680 juta).
2023: Tahap 1 (Rp 112,800 juta), Tahap 2 (Rp 112,800 juta).
2024: Tahap 1 (Rp 114,600 juta), Tahap 2 (Rp 114,600 juta).
Maman menegaskan bahwa temuan ini harus menjadi perhatian serius pemerintah.
"Ini sangat memprihatinkan. Dana yang seharusnya digunakan untuk pendidikan justru mengalir ke tempat yang tidak jelas," tegasnya.
Pihak terkait diharapkan segera melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik dugaan SLB fiktif ini dan memastikan dana pendidikan digunakan secara tepat sasaran.
Editor : Purnawarman