Level politik ketiga adalah internasional yang sebut global politics, Bagi O’Neil tiga level politik tersebut, salling berkelindan dan mempengaruhi bahkan kebijakan politik luar negeri pun seringkali punya dampak terhadap politik lokal. Saya tertarik menyoroti krisis demokrasi lokal yang semakin hilang substansi karena pragmatisme dan aksi jual beli pengaruh.
Dalam dunia politik yang kompleks dan kompetitif dikenal ada tiga istilah yang khas dan saling berkelin rumit disebut dengan aktor, broker dan modal, orang awam menyebut aktor dengan politisi, sedangkan broker politik disebut tim sukses yang menjadi perantara penghubung elite politik dengan konstituen (pemilih) di akar rumput (grass root).
Selain aktor, dan broker, dalam politik diperlukan modal meminjam istilah Bordieau (1972) sebagai kekuatan dan instrumen untuk memperoleh kekuasaan,status dan dominasi. Demokrasi, aktor modal dan broker politik tidak dapat dipisahkan karena terjalin relasi resiprokal meminjam istilah Bronislaw Malinowksy (1922) yakni hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
Salah satu yang menarik dalam demokrasi lokal menurut saya adalah keberadaan broker politik yang menjajakan pengaruh, Mereka bekerja sebagai tim sukses dan bertindak sebagai makelar demokrasi yang mengatur dan mendadani calon yang didukung dalam kontestasi politik. Sehingga suhu dan eskalasi politik seringkali panas dingin dan naik turun karena ulah permainan dramaturgi khas dari para broker.
Broker tidak menjual ide, gagasan apalagi program kepada calon yang diusung tetapi jalan pintas dan strategi untuk menangkan calon lewat bansos dan serangan fajar. Saya maklumi jika broker lebih gemar memberi rekomendasi politik yang praktis dan transaksional meski pragmatis karena memang broker politik telah mengenal kultur mayoritas pemilih lokal yang lebih menyukai diberi amplop dan sembako dari pada ide dan gagasan calon.
Broker alih-alih bicara soal etika, dan moral politik apalagi pembangunan demokrasi dengan memasarkan ide dan program calon yang didukung, tidak jarang mereka justru hanya menjual isu kosong, jasa tenaga dan berdagang pengaruh dengan calon.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
