Proses Tradisional, Tanpa Sentuhan Mesin Modern
Di Agro Wisata Kakao Bebidas, wisatawan diajak mengikuti seluruh proses, mulai dari mengenali buah kakao siap panen, memetik, memisahkan biji, menjemur, hingga memanggang (roasting) menggunakan tungku kayu bakar dan wajan tanah liat.
“Bagi kami yang terbiasa membeli coklat di supermarket, melihat bagaimana prosesnya dari awal hingga akhir sangat membuka mata. Saya kini lebih menghargai setiap gigitan coklat yang saya makan,” tambah Anna.
Tak hanya itu, wisatawan juga dapat mencoba meracik minuman cokelat hangat khas lokal. Rasanya jauh lebih pekat dan alami dibandingkan cokelat instan yang biasa ditemui di negara-negara Eropa.
Pengalaman Autentik Jadi Daya Tarik Utama
Pengelola agro wisata, Sanusi Ardi, menuturkan bahwa pengalaman langsung inilah yang menjadi magnet utama wisatawan asing.
“Banyak tamu asing yang mengatakan bahwa pengalaman seperti ini jarang mereka dapatkan di tempat lain. Mereka senang karena bisa terlibat langsung dan merasakan kehidupan lokal,” jelas Sanusi.
Menariknya, meski belum ada peresmian resmi dan promosi masih minim, destinasi ini tetap ramai dikunjungi wisatawan. Sebagian besar menemukan lokasi lewat Google Maps ketika berwisata ke Sembalun.
“Yang membuat kami bangga adalah mereka datang kembali membawa teman atau keluarga setelah merasakan pengalaman pertama. Artinya, kesederhanaan dan keaslian proses inilah yang benar-benar berkesan bagi mereka,” tambah Sanusi.
Agro wisata ini juga membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk menjual produk olahan kakao seperti bubuk cokelat, permen cokelat, hingga kopi cokelat.
Lokasinya dekat dengan jalur wisata populer Sembalun – Rinjani, sehingga sering menjadi persinggahan wisatawan.
Pemerintah Lombok Timur tengah merencanakan promosi terpadu pariwisata agro agar destinasi unik ini bisa dikenal lebih luas.
Potensi ini mendukung program pariwisata berkelanjutan NTB dengan mengedepankan budaya lokal dan pemberdayaan masyarakat.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait