LOMBOK, iNewsLombok.id - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merilis laporan resmi terkait proses evakuasi pendaki asing asal Belanda, Sarah Van Hulten (26), yang mengalami kecelakaan saat menyusuri jalur pendakian Pelawangan menuju Danau Segara Anak, Kamis (17/07/2025). Menurut Kepala BTNGR, Yarman, kecelakaan terjadi sekitar pukul 13.08 WITA.
“Pada hari Kamis, 17 Juli 2025 pukul 13.08 WITA, kami menerima informasi dari TO an. Sultan (Cakrawala Rinjani) bahwa satu orang tamunya, Sarah Van Hulten, 26 tahun, warga negara Belanda, terjatuh di lokasi sekitar 50 meter sebelum jembatan menuju ke arah danau. Korban dilaporkan terjatuh di kedalaman sekitar 20-30 meter,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Korban Didampingi Guide dan Porter
Saat kejadian, korban didampingi oleh seorang pemandu lokal, Karman Partu Rengga, asal Desa Sambik Elen, serta dua porter. Total rombongan terdiri dari empat orang, termasuk korban.
“Berdasarkan aplikasi eRinjani, korban terdaftar memulai pendakian pada 16 Juli 2025 melalui jalur pendakian Sembalun,” jelas Yarman.
Respons Cepat dan Koordinasi Evakuasi
Setelah mendapat laporan, BTNGR segera melakukan koordinasi dengan Tim Evakuasi Emergency Medical Help Center (EMHC).
Petugas TNGR yang siaga di Pelawangan diperintahkan turun ke lokasi dengan membawa peralatan dari Shelter Emergency.
“Karena komunikasi yang tidak lancar, petugas kami di Pelawangan kami instruksikan untuk segera turun mengecek kondisi korban,” imbuhnya.
Pada pukul 14.00 WITA, BTNGR berhasil menghubungi pemandu dan mendapat informasi bahwa korban mengalami cedera serius.
“Pukul 14.00 WITA, kami mendapatkan kontak dengan guide dan menginformasikan bahwa tamunya diperkirakan mengalami patah di bagian leher,” ungkap Yarman.
Pukul 14.21 WITA, petugas berhasil mencapai lokasi dan melaporkan situasi korban serta kondisi cuaca saat itu.
Berdasarkan dokumentasi video dan observasi awal, tim medis EMHC menyimpulkan bahwa korban mengalami patah leher dan pendarahan kepala, namun masih dalam keadaan sadar.
Evakuasi Udara Dikerahkan Demi Keselamatan
Mengingat kondisi korban yang tidak memungkinkan untuk evakuasi darat, pihak BTNGR segera melakukan koordinasi dengan SGI Air Bali dan tim medis dari Nusa Medica.
“Pukul 14.56 WITA, kami berkoordinasi dengan SGI Air Bali yang menyediakan layanan helikopter, serta tim medis dari Nusa Medica,” jelasnya.
Helikopter lepas landas pukul 15.44 WITA dengan seorang dokter di dalamnya. Pukul 16.42 WITA, helikopter berhasil mendarat di lokasi yang telah dipersiapkan, dan dokter langsung melakukan penanganan medis darurat.
“Pukul 16.42 WITA. Helikopter berhasil mendarat pada lokasi yang telah disiapkan, dan dokter langsung melakukan perawatan dan penanganan pertama pada korban,” lanjut Yarman.
Setelah penanganan awal, korban langsung dibawa ke helikopter. Pukul 16.54 WITA, helikopter berangkat menuju Denpasar dengan pendamping dokter dan rekan korban.
Pukul 17.30 WITA, helikopter mendarat di Hanggar SGI Air Bali dan korban langsung dibawa ke RS BIMC Kuta Bali untuk perawatan lanjutan.
Apresiasi Kolaborasi Tim Penyelamat
Yarman menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses evakuasi cepat tersebut.
“Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengapresiasi kolaborasi sigap seluruh tim dari Basarnas, TNI/Polri, EMHC, Rinjani Squad, Masyarakat Mitra Polhut, SGI Air Bali, Nusa Medica, dan para relawan bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani,” tutupnya.
Evaluasi Prosedur Keamanan dan Sistem Tanggap Darurat
Peristiwa ini menjadi refleksi penting bagi pengelola jalur pendakian Gunung Rinjani. BTNGR berencana memperkuat sistem keselamatan dengan:
Penambahan titik darurat (emergency shelter) di area rawan jatuh dan curam.
Pemasangan rambu peringatan dan pagar pembatas di titik rawan.
Peningkatan pelatihan rescue guide dan porter lokal.
Integrasi eRinjani dengan sistem GPS tracker untuk mempermudah pelacakan pendaki.
Selain itu, BTNGR juga akan melakukan audit jalur pendakian untuk memastikan keselamatan wisatawan mancanegara maupun domestik, serta mengkaji ulang SOP penanganan darurat.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait