SUMBAWA BARAT, iNewsLombok.id – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB menggelar Media Visit Program "TransformaSea Gili Balu" untuk memperkenalkan pengembangan ekowisata berbasis ekosistem di kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Balu, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan Program TransformaSea sebagai bagian dari komitmen AMMAN dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan pasca-tambang.
Media diajak langsung mengeksplorasi potensi delapan pulau Gili Balu, yakni Pulau Kenawa, Paserang, Kambing, Belang, Namo, Kalong, Mandiki, dan Pulau Ular, yang masing-masing memiliki keunikan ekosistem pesisir dan laut.
Pulau Kenawa
Pulau Kenawa memiliki topografi datar dengan luas 196,80 ha, terdapat sebuah bukit dengan panorama sekitarnya sangat indah dan menarik.
Pada bagian timur dan selatan terdapat pantai berpasir putih. Disepanjang pantai bagian barat terdapat Hutan Mangrove, dengan pesisir pantai yang terhubung dengan tebing curam dibagian utara.
Sedangkan pada dua sisi Pulau Kenawa terdapat area terumbu karang yang terbentang luas.
Pulau Paserang
Pulau Paserang sebagian besar daratannya merupakan padang rumput dan savana, dengan luas 45,77 hektar. Pada bagian barat terdapat bukit yang memanjang dari utara ke selatan.
Wilayah pesisir Pulau Paserang dikelilingi oleh pantai berpasir putih. Terumbu karang yang indah dan hutan Mangrove menutupi pantai bagian barat pulau. Perairan laut yang jernih dan terumbu karang indah dan cantik menyajikan area diving yang sangat indah dan menarik.
Keunikan karakter pulau ini dipadukan dengan keindahan pesisir pantai yang luas dan berpasir putih.
Pulau Kambing
Pulau Kambing merupakan bukit berbatu berbentuk lonjong dengan luas 5,05 hektar. Pulau Kambing berada diantara pulau Belang dan Pulau Paserang.
Pada bagian selatan terdapat perairan yang cukup dangkal berbatasan langsung dengan pulau Belang.
Pada perairan dangkal terdapat terumbu karang yang sangat cocok untuk budidaya spesies ikan jenis tertentu, seperti Hiu, Ikan Pari dan sejenisnya.
Pulau Belang
Pulau Belang merupakan rawa berbentuk telaga yang didiami oleh berbagai habitat flora dan fauna, dengan luas 492,65 hektar. Sebagian kecil dari wilayah pesisir Pulau Belang berpasir putih.
Pada pesisir bagian utara merupakan perairan yang cukup dangkal dengan terumbu karang yang indah dan menarik. Pada bagian lereng barat daya terdapat sebuah pantai kecil yang dikelilingi oleh hutan Mangrove.
Pulau Namo
Pulau Namo merupakan lahan berumput dengan luas 190,90 hektar. Pada bagian tengah terdapat dua buah bukit memanjang dari arah selatan ke utara. Pada bagian utara dan barat terdapat pantai berpasir putih.
Sedangkan pesisir pantai bagian timur dan selatan, ditutupi oleh hutan Mangrove dengan beragam jenis spesies dan terumbu karang.
Pulau Kalong
Pulau Kalong didominasi oleh bukit dan lembah yang sangat indah dan menarik, dengan luas 196,80 hektar.
Pada bagian pesisir barat dan selatan terdapat Hutan Mangrove dan terumbu karang yang cukup luas. Pada bagian timur terbentang memanjang pantai berpasir putih.
Pulau Mandiki
Pulau Mandiki merupakan bukit kecil berbatu, denga luas 0,24 hektar. Pulau Mandiki juga terkenal sebagai tempat bersarangnya Burung Camar.
Perairan disekitar Pulau Mandiki merupakan perairan dangkal dan karang yang datar terutama di bagian tenggara pulau yang memiliki kualitas dan nilai konservasi yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk kegiatan diving dan snorkeling.
Potensi lokasi penyelaman dengan fasilitas-fasilitas dasar dan lokasi yang dirancang dengan zona larangan menangkap ikan.
Pulau Ular
Pulau Ular merupakan pulau kecil berbukit dan berbatu dengan luas 2,19 hektar. Sebagian besar pesisir pulau Ular berbatu dan bercampur pasir.
Pada saat air laut surut, di bagian tenggara pulau terdapat sebuah pantai berpasir putih yang sangat indah. Disepanjang garis pantai terdapat terumbu karang yang sangat cantik dan menarik.
TransformaSea merupakan program kolaborasi antara AMMAN dan Pemprov NTB untuk mengelola kawasan konservasi laut dengan pendekatan ekonomi biru (blue economy).
Program ini menempatkan masyarakat lokal sebagai aktor utama dalam pengembangan wisata bahari berkelanjutan, sekaligus mendorong pelestarian ekosistem seperti terumbu karang, mangrove, dan lamun.
Senior Manager Social Impact AMMAN, Aji Suryanto, menyatakan, inisiatif ini bertujuan menciptakan ekosistem sosial budaya yang dinamis serta membuka peluang ekonomi baru bagi warga KSB, sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDG) 8 dan 14.
"Selain kegiatan wisata bahari, program ini juga melibatkan pelatihan teknis, sertifikasi pemandu wisata, pembangunan infrastruktur pendukung, hingga edukasi pelestarian lingkungan bagi masyarakat,"ungkapnya, Selasa (29/4/2025)
Dengan pesona pantai berpasir putih, savana, hutan mangrove, hingga spot snorkeling dan diving kelas dunia, Gili Balu diproyeksikan menjadi destinasi unggulan baru di Nusa Tenggara Barat, memperkaya alternatif wisata berbasis ekologi dan budaya di Indonesia.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait