LOMBOK, iNewsLombok.id - Kegagalan Ketua DPD II Golkar Kota Mataram TGH Mujiburahman (Mujib) mempertahankan kursi golkar Pileg 2024 di DPRD Kota Mataram dari 9 kursi berkurang 2 kursi menjadi 7 kursi, diprediksi akan membawa konsekwensi pada masa depan politik tuan guru asal Sukarbela itu.
Dengan turunnya perolehan kursi Golkar tersebut Mujib bisa dinilai tidak mampu merawat tradisi perolehan kursi di Lingkar Selatan yang selama ini dirawat Mohan.
Sebaliknya Mohan mampu merawat tradisi pimpinan terdahulu yang tetap meraih 10 kursi di Udayana. Hasil yang kontras ini pun berpotensi mengganggu keutuhan pasangan keduanya secara politik di Pilkada kota Mataram kedepan.
Anomali dengan Mohan sebagai ketua DPD Golkar NTB, Mohan bisa merawat sementara Mujib tidak bisa merawat jumlah kursi.
Pengamat Politik dari UIN Mataram Dr Agus menilai dengan hasil pileg 2024 nanti berpotensi menentukan arah hubungan H Mohan Roliskana dan TGH Mujiburrahman. Apakah dua kader Golkar ini berpisah atau tidak.
"Jika demikian maka bisa Mohan dan Tuan Guru Mujib bisa bersatu bisa juga bercerai tergantung dari mereka dapat apa, kapan dan bagaimana," terang Agus, Kamis (29/2) kepada media ini.
"Saya kira hubungan politisi itu dibangun berdasarkan kepentingan dan siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana mendapatkannya. Pasca penetapan hasil pemilu atau setelah tanggal 20 Maret panggung kepentingan politisi adalah pilkada,"katanya.
Agus menyebut maka mereka akan membangun negosiasi untuk tidak disebut transaksi di panggung itu. Jadi logika berpikir politisi sekarang hanya seputar kepentingan kekuasaan saja.
Sangat sedikit politisi yang berpikir tentang gagasan apa untuk memperbaiki kehidupan rakyat sebagai perakit hubungan mereka.
"Dengan demikian menakar hubungan Mohan dan Tuan Guru Mujib pasca 20 Maret di panggung pilkada sangat ditentukan oleh timbangan perolehan kekuasaan. Kita tunggu saja," tukasnya.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait