Karenanya, hakikat Lebaran Idul Fitri yang selalu dinantikan. Yakni, saling bersilaturahmi dan mengunjungi antar keluarga dan sahabat. Terlebih, sudah dua tahun ada kebijakan pemerintah melarang warga melakukan mudik.
"Sekarang ini, euforia mudik sangat luar biasa di tengah-tengah masyarakat. Apalagi, orang yang mudik juga menghasilkan dampak ekonomi luar biasa di kampung halamannya. Yakni, UMKM bergeliat, warung-warung dan toko kelontong laris. Bahkan, destinasi wisata di tempat tinggalnya juga semarak. Wajar kalau kita sebut, mudik itu adalah bagian dari memulihkan ekonomi rakyat,” jelas Isvie.
Ia menyatakan, dalam berbagai perjumpaan antar sesama insan, pasti ada kekurangan dan kekhilafan. Karena itu, Isvie merasa perlu menghaturkan permohonan maaf. Terutama kepada masyarakat, lingkungan partai hingga di lembaga DPRD NTB terkait kekurangan dalam menjalankan berbagai program kepartaian maupun saat mengawal program pembangunan.
“Atas nama diri dan pimpinan DPRD NTB, saya memohon maaf untuk segala kekurangan dalam membantu dan mendampingi warga masyarakat. Saling memaafkan sekaligus merajut persaudaraan,” tandas Isvie Rupaeda.
Editor : Purnawarman