Kinerja 100 Hari Iqbal-Dinda Disorot, Ini Evaluasi Tajam dari DPRD NTB

“Menurut saya yang politisi, ini luar biasa. NTB tidak bisa maju kalau masih mengandalkan APBD,” tegasnya.
Tagline “NTB Makmur Mendunia” dinilai tidak hanya menjadi slogan, tetapi sudah mulai diterjemahkan dalam kerja nyata melalui pendekatan kolaboratif dan diplomasi pembangunan yang inklusif.
Dalam pandangannya, Iqbal-Dinda harus tetap fokus pada program prioritas daerah, khususnya dalam penanganan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan pengembangan pariwisata NTB sebagai destinasi global.
Namun Maman menyayangkan bahwa program-program prioritas tersebut belum mendapat dukungan maksimal dari APBD. Ia berharap Pemerintah Provinsi NTB dapat melakukan reorientasi kebijakan anggaran ke arah yang lebih pro-rakyat dan berkelanjutan.
“Di mana-mana saya tegaskan, di berbagai media saya sampaikan, bahwa sejauh ini APBD belum mendukung program prioritas Iqbal-Dinda,” katanya lagi.
Di sektor pemerintahan, Bang Maman menyampaikan masukan penting terkait penataan birokrasi. Ia menilai masih banyak warisan persoalan dari pemerintahan sebelumnya yang perlu segera ditangani. Salah satunya adalah keterlambatan proyek DAK fisik sektor pendidikan.
“Hal ini juga harus menjadi atensi Iqbal-Dinda,” katanya tegas.
Menurutnya, proyek-proyek pembangunan sekolah yang belum rampung menjadi indikator lemahnya pengawasan dan perencanaan yang harus segera dibenahi agar tidak mengganggu hak dasar masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Isu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan bonus demografi juga menjadi perhatian Bang Maman. Ia menyoroti belum optimalnya diskursus terkait ribuan lulusan perguruan tinggi setiap tahun di NTB yang belum terserap secara produktif di sektor kerja dan pembangunan.
“Setiap tahun perguruan tinggi mencetak banyak sekali sarjana. Bonus demografi ini belum tersentuh dalam percakapan. Apakah manfaat atau bom waktu, ini mestinya dapat perhatian,” pungkasnya.
Acara “Mimbar Bebas 100 Hari Iqbal-Dinda” menjadi ruang diskusi lintas sektor yang dihadiri oleh berbagai tokoh daerah, aktivis, dan akademisi. Puluhan pemuda dan mahasiswa tampak antusias mengikuti diskusi yang mengupas capaian dan tantangan kepemimpinan Iqbal-Dinda.
Acara seperti ini menjadi bukti bahwa publik, khususnya generasi muda, ikut aktif dalam mengawal pembangunan daerah dan memberi ruang kritik serta apresiasi yang konstruktif.
Editor : Purnawarman