get app
inews
Aa Read Next : STY Sukses Bentuk Timnas Sepakbola Indonesia Mirip Permainan Barcelona, Mulai Disegani Dunia

Problem dan Solusi Kabinet Gemuk Prabowo, Perspektif Ilmu Manajemen

Selasa, 22 Oktober 2024 | 22:04 WIB
header img
Edo Sagara Gustanto (Foto: Dok Pribadi)

Ketiga, Responsif Terhadap Kebutuhan Publik. Efektivitas kabinet juga diukur dari kemampuan untuk merespons kebutuhan masyarakat. Dengan struktur yang gemuk, ada risiko bahwa suara rakyat terabaikan dalam proses pengambilan keputusan.

Keempat, Budaya Kerja. Budaya organisasi dapat dipengaruhi oleh ukuran kabinet. Struktur yang besar bisa menimbulkan birokrasi yang berlebihan, sehingga memperlambat inovasi dan respon terhadap perubahan.

Kelima, Evaluasi Kinerja. Penting untuk memiliki mekanisme evaluasi yang jelas untuk menilai kinerja kabinet. Jika tidak ada sistem evaluasi yang baik, sulit untuk mengukur efektivitas dan efisiensi masing-masing kementerian.

Keenam, Pengembangan SDM. Manajemen yang baik harus mencakup pengembangan sumber daya manusia. Memastikan bahwa setiap anggota kabinet memiliki kompetensi yang sesuai sangat penting untuk mencapai tujuan nasional.

Solusi untuk Kabinet 'Gemuk' Prabowo

Meskipun mengurangi jumlah menteri mungkin tidak memungkinkan, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas kabinet yang gemuk. Pertama, penting untuk menetapkan clear delineation of responsibilities di antara kementerian. Dengan mendefinisikan secara jelas tugas dan fungsi masing-masing kementerian, dapat mengurangi tumpang tindih tanggung jawab. Ini memungkinkan setiap kementerian fokus pada bidang spesifiknya, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan terarah.

Selanjutnya, penguatan sistem koordinasi antar kementerian sangat krusial. Menciptakan mekanisme kolaborasi yang formal, seperti forum koordinasi reguler atau tim kerja lintas kementerian, dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi. Dengan adanya platform ini, kementerian dapat berbagi informasi, menyelesaikan isu bersama, dan mengembangkan kebijakan yang lebih terintegrasi. Hal ini juga membantu menghindari kebijakan yang saling bertentangan, sehingga menghasilkan sinergi yang positif.

Terakhir, penerapan teknologi dan sistem informasi yang efisien dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan kabinet. Dengan memanfaatkan aplikasi atau sistem manajemen proyek, setiap kementerian dapat melaporkan kemajuan dan kendala yang dihadapi secara real-time. Ini tidak hanya memudahkan pemantauan kinerja, tetapi juga mendorong para menteri untuk lebih bertanggung jawab atas hasil kerja mereka. Dengan langkah-langkah ini, kabinet dapat beroperasi lebih efektif dan responsif, meskipun dengan jumlah menteri yang besar.

Menyikapi tantangan yang dihadapi oleh Kabinet Merah Putih yang dibentuk oleh Prabowo Subianto, yang terdiri dari 109 menteri dan wakil menteri. Dengan total 136 pejabat, kabinet ini menjadi yang terbesar dalam sejarah pemerintahan Indonesia, namun membawa risiko redundansi dan kesulitan dalam koordinasi kebijakan. 

Meskipun efektivitas dan efisiensi adalah dua kata kunci penting dalam manajemen, struktur kabinet yang gemuk dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya, kesulitan dalam evaluasi kinerja, serta menghambat respon terhadap kebutuhan publik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, penetapan tanggung jawab yang jelas antar kementerian menjadi krusial untuk mengurangi tumpang tindih. Selain itu, penguatan sistem koordinasi dan kolaborasi antar kementerian, serta penerapan teknologi yang efisien, dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Dengan langkah-langkah ini, kabinet diharapkan dapat beroperasi lebih efektif dan responsif meskipun dengan jumlah menteri yang besar.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut