Adjie menjelaskan bahwa Petahana gubernur dalam kacamata surveinya adalah Gubernur, Walikota dan Bupati sehingga wakil tidak dianggap tangguh selama ada Gubernur.
"Jadi selama ada Petahana Gubernur, biasanya wakilnya itu tidak setangguh gubernurnya,"ungkapnya.
Ajie juga menyebut bahwa gambaran surveinya elektabilitas petahana disebut tinggi jika disurveinya diatas 50 persen dan selisin jika dilakukan survei secara tertutup dengan banyak nama elektabilitas petahana diatas 30 persen.
"Yang kami lakukan simulasi dengan pertanyaan tertutup dengan banyak nama kami temukan selisihnya dengan petahan tidak mencapai angka 30 persen. Elektabilitas harusnya diatas 50 persen secara idela tetapi temuan kami sangat tidak ideal,"tegasnya.
Sekertaris DPD Partai Golkar Firadz Pariska juga menyebur bahwa untuk pilgub adalah kewenangan DPP tapi sebagai gambaran bahwa calon harus mengetahui elektabilitasnya dan dimana kelemahannya.
"Jadi siapa nanti yang di rekom partai ada tiga kali survei, yang pertama sudah tinggal yang kedua dan terakhir nanti itu sudah masuk simulasi nama. Misalkan kalau ini dipasangkan dengan ini lawan ini seperti apa. Apakah kalau menjadi wakil peluang menang besar nanti itu ditentukan di akhir,"ungkapnya.
Firadz menyebut bahwa kapan surat keputusan dari Golkar akan muncul diakhir survei ketiga setelah jelang pendaftaran.
"Selain survei ada strategi juga untuk menang dan nanti akan ada rapat kecil unuk memutuskan, siapa yang akan diusulkan satu nama,"tegasnya.
Jadi partai menugaskan empat nama tersebut untik membangun komunikasi dengam paslon maupun partai politik mitra koalisi.
Editor : Purnawarman