424 butir obat-obatan tanpa izin edar,
400 pasang alas kaki,
46 eksemplar komik porno,
1 unit alat bantu seks (sextoy), serta
1.875 kilogram pakaian dan mainan bekas.
Total potensi kerugian negara dari barang ilegal tersebut mencapai Rp6,68 miliar, yang berasal dari hilangnya penerimaan cukai dan pajak.
Dalam sesi konferensi pers, Dr. Fathul Gani menegaskan pentingnya kerja sama lintas instansi dalam menjaga ketertiban ekonomi dan sosial.
“Sinergi ini harus terus dijaga bukan hanya dengan Satpol PP provinsi saja tapi dengan jajaran Kepolisian, TNI dan Sat pol pp kabupaten dan kota serta instansi terkait, karena tindakan tegas terhadap pelanggaran merupakan bentuk komitmen kita dalam melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peredaran barang ilegal bukan hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga membahayakan masyarakat karena produk yang beredar tidak memenuhi standar keamanan.
Selain pemusnahan, kegiatan ini juga menjadi momentum edukatif bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum dan mendukung kebijakan pemerintah dalam memberantas perdagangan ilegal.
Bea Cukai Mataram dan Satpol PP NTB berkomitmen akan terus memperkuat koordinasi, termasuk dengan instansi penegak hukum lain, untuk memastikan NTB bebas dari barang-barang tanpa izin edar.
Kegiatan serupa juga direncanakan akan dilakukan secara berkala di sejumlah daerah lainnya di NTB sebagai langkah konsisten dalam penegakan hukum, perlindungan konsumen, dan peningkatan pendapatan daerah.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
