Postur APBN 2026: Lebih Sehat dan Berkelanjutan
Sri Mulyani memaparkan bahwa APBN 2026 disusun dengan postur yang sehat dan terukur.
Pendapatan negara ditargetkan Rp3.147,7 triliun.
Belanja negara Rp3.786,5 triliun.
Defisit APBN hanya 2,48% dari PDB, turun dibanding tahun sebelumnya.
Defisit ini dirancang untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi, serta menciptakan lapangan kerja baru.
Fokus Pemerintah: Digitalisasi Pajak dan Reformasi Fiskal
Selain kepatuhan, pemerintah juga sedang mempercepat digitalisasi sistem perpajakan melalui perluasan penggunaan core tax system dan integrasi data wajib pajak.
Langkah ini diharapkan dapat:
Meningkatkan transparansi.
Menekan potensi kebocoran penerimaan.
Memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam melaporkan kewajiban mereka.
Pemerintah juga menyiapkan strategi reformasi fiskal jangka panjang, termasuk diversifikasi sumber pendapatan agar tidak hanya bertumpu pada sektor pajak.
Pesan Sri Mulyani untuk DPR dan Masyarakat
Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan fiskal 2026 tetap diarahkan untuk menjaga daya beli, mendukung dunia usaha, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“APBN adalah instrumen penting untuk melindungi rakyat sekaligus mendorong pembangunan. Kami akan memastikan tata kelola fiskal berjalan dengan akuntabel,” tegasnya.
Dengan strategi ini, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026 dapat berada di kisaran 5,2–5,5%, dengan inflasi yang tetap terkendali.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait