"Kita semua perlu menahan diri, muhasabah (melakukan introspeksi), berkomitmen untuk mewujudkan kedamaian, melakukan perbaikan serta mencegah terjadinya tindakan destruktif yang bisa mengganggu keamanan dan kedamaian," tambah Asrorun.
Peringatan Soal Gaya Hidup Hedon
Selain menyoroti aksi ricuh, MUI juga mengingatkan pejabat maupun masyarakat agar tidak memicu kecemburuan sosial dengan gaya hidup berlebihan.
"Pejabat dan masyarakat sudah seharusnya mengedepankan gaya hidup yang sederhana, membangun solidaritas sosial, mengedepankan semangat kesetiakawanan sosial, serta menghindari flexing alias gaya hidup mewah dan hedonisme meski sekadar untuk konten," ungkapnya.
Menurutnya, aspirasi mahasiswa dan masyarakat yang disuarakan dalam aksi seharusnya menjadi koreksi atas kebijakan pemerintah.
"Penyampaian aspirasi mahasiswa dan masyarakat untuk perbaikan negeri dan koreksi atas kebijakan yang dinilai tidak sensitif terhadap rasa keadilan masyarakat, perlu direspons secara bijak dan cepat, serta komitmen untuk mendengar dan melaksanakan perbaikan," pungkasnya.
MUI berkomitmen menjaga stabilitas nasional, terutama di tengah dinamika politik dan ekonomi yang sensitif.
Aksi unjuk rasa di berbagai daerah belakangan ini memang diwarnai kericuhan akibat dugaan provokasi oknum tertentu.
Para ahli menilai peringatan MUI relevan, mengingat potensi perpecahan sosial bisa meningkat jika aksi massa terus berlangsung tanpa kendali.
Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan tetap menjaga pendekatan persuasif agar demonstrasi tidak berkembang menjadi konflik horizontal.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait