Desakralisasi Gelar dan keNTBan

Muhammad Firman
Desakralisasi Gelar dan keNTBan.

Doktor Muhammad Firman

Akademisi Universitas Mataram (UNRAM)

Viral, seorang rektor salah satu kampus swasta ternama buat surat edaran, tidak gunakan gelar dalam surat-surat resmi. Di akun medsos sang rektor, juga minta dipanggil pak atau mas saja. Tidak usah panggil Prof atau pak Doktor. 

Tujuannya desakralisasi. Memang sebagian masyarakat kita ada yang anggap penting penyebutan gelar. Bila tidak, dianggap tidak hargai. Tapi tidak semua begitu.

Terkadang orang panggil saya doktor, boleh jadi lupa nama saya. Yang diingat cuma itu. Gelar bisa juga jadi pengganti nama orang.

Tapi ada fenomena menarik terkait gelar ini. Betapa NTB yang konon SDM (IPM)-nya di kelasemen bawah, calon-calon gubernurnya kebanyakan bergelar Doktor dan megister.

Dr Zul (Mantan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah), Dr Ikbal (Mantan Dubes Turki untuk RI, Lalu Muhammad Iqbal), Dr Rohmi (Mantan Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah), hanya Miq Gite (Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi) bergelar megister. Sekolah mereka juga bukan kaleng-kaleng. Jebolah kampus-kampus ternama dunia atau dalam negeri.

Menarik lagi, Dr Ikbal, eh mas Ikbal iklankan mengambil Jizun, doktor muda, bahkan sangat muda, yang sempat viral. Ahli kuda jebolan North Carolina University AS, untuk jadi juru bicaranya. Ini keren. Suka sekali saya tengok.

Bang Zul tidak boleh ketinggalan. Saya yakin dengan relasinya yang luas beliau juga punya Doktor-doktor muda yang akan bantu menangkan pilkada. Tapi asli NTB ya. Pun begitu dengan Bu Rohmi dan Miq Gite. 

Bukan apa-apa. Kita kudu tunjukan bahwa NTB ini bertabur bintang. Punya SDM mumpuni. Calon masa depan bangsa.

Dengan sendirinya desakralisasi gelar akan terjadi. Karena doktor bahkan professor bukan lagi barang mahal. Doktor dimana-mana, pun professor juga begitu.

Tapi ingat, Seleksi alam tetap berlaku. Ketika gelar banyak, melimpah dan dimana-mana malah akan muncul rasa malu. Bila tidak proporsional. Gelar harus linear dengan kapasitasnya. Bahkan kiprahnya. 

Ini bagus, alat-alat uji kapasitas dan seleksi alam akan semakin ketat. Masyarakat sendiri yang akan menguji dan menilai. Selamat menilai...peace.

Editor : Purnawarman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network