MATARAM, iNewsLombok.id - Gerak-gerik alumni Pondok Pesantren Al Zaytun di NTB mulai gencar di awasi semenjak ramai pembicaraan karena dinilai sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Provinsi NTB, Ruslan Abdul Gani, membenarkan hal itu. Menurut dia, pemantauan terus di intensifkan jajaran Pemprov bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB.
Hanya saja, hingga kini, belum ditemukan adanya ajaran atau aliran sesat di NTB.
"Beberapa tahun lalu, ada putra-putri kita dari NTB yang sekolah di sana. Pasti kita awasi, pergerakan ke NTB sudah kita antisipasi. Jangan sampai hal serupa ada di NTB. Tapi saya tegaskan tidak aliran atau ajaran sesat ada di NTB," terang Ruslan, Selasa (4/7/2023).
Mantan Karo Hukum Setda NTB itu, mengatakan bahwa, pihaknya terus berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk mengantisipasi munculnya ajaran atau aliran sesat keagamaan.
Sehingga ketika ada gejala-gejala atau permasalahan yang terkait keagamaan segera diatensi. Terlebih, lanjut Ruslan, jejaring yang ada akan lebih dimasifkan agar sebelum muncul ke permukaan dapat dilakukan deteksi.
"Ada deteksi dini, diantisipasi semuanya. Tapi Alhamdulillah tidak ada gejala di NTB. Walaupun ada informasi-informasi terkait dengan adanya penyimpangan terkait ajaran yang seharusnya, cepat diketahui. Alhamdulillah tidak berkembang, tidak muncul," terangnya.
Terkait jumlah alumni Ponpes Al Zaytun yang berasal dari NTB. Ruslan menyebutkan, bahwa pihaknya belum memiliki angka pastinya. Namun, pihaknya sedang melakukan pemantauan di lapangan.
Mengantisipasi ajaran sesat di NTB, pada bulan lalu, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi di Kejaksaan Tinggi NTB.
"Walaupun ada gejala-gejala, kami difasilitasi pertemuan di kejaksaan satu bulan yang lalu terkait antisipasi permasalahan aliran sesat. Alhamdulillah, tidak ada sesuai data terakhir saya mengikuti pertemuan di kejaksaan," tegasnya.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait