"Yang pasti, prinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, juga kemanusiaan itu memanusiakan manusia. Inilah maksud persatuan itu jangan ada pecah belah. Maka, membangun karakter bangsa itu tidak ada habisnya, disitu kita penting untuk saling menghargai. Itulah makna implementasi pembangunan karakter akan terus berlanjut sepanjang zaman. Oleh sebab itu, pendekatan yang berbeda diperlukan untuk menghadapi perubahan," jelas RH.
Dalam sosialisasi yang dihadiri puluhan kader dan pengurus PDI Perjuangan Kota Mataram. Dua narasumber dihadirkan. Yakni, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Prof. Dr. H. Gatot Dwi Hendro Wibowo, Wakil Direktur III Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Dr. Alfin Syahrin dan Pengajar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Budi Luhur Jakarta, Dr. Hakam Ali Niazi. Prof. Dr. H. Gatot Dwi Hendro Wibowo mengaku, ia memuji kiprah Anggota DPR RI RH dan partainya yang dianggap konsisten dalam menjaga pondasi bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika selama ini.
"Menjaga dan merawat Pancasila itu, bukan hanya dengan dihafalkan tapi harus di ejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini karena Pancasila sesuai kata bung Karno diambil dari jiwa bangsa," tegas dia.
Prof Gatot mendaku, kristalisasi Pancasila dan UUD 1954 itu, tercermin dalam pluralisme warganya. Kata dia, dalam ajaran agama Islam, terkandung makna bahwa keberagaman itu adalah sebuah rahmat.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait