Ekonomi NTB Lesu, Tapi UMKM dan Pertanian Tunjukkan Sinyal Positif

LOMBOK, iNewsLombok.id - Kondisi ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2025 menunjukkan tantangan serius akibat ketergantungan berlebih pada sektor pertambangan. Menurut Ekonom Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara, Edo Segara Gustanto, struktur ekonomi NTB masih rapuh karena belum mampu menyeimbangkan peran sektor lain di luar tambang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar -1,47% pada triwulan I 2025 dan -0,82% pada triwulan II 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan perlambatan ekonomi yang cukup dalam, terutama disebabkan oleh penurunan kinerja tambang tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Ketika produksi tambang melambat, seluruh perekonomian NTB ikut terseret turun. Ini menandakan struktur ekonomi yang belum kokoh karena terlalu bergantung pada komoditas ekstraktif,”ujar Edo dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10).
Meski secara agregat ekonomi NTB menurun, Edo menilai ada sinyal positif di balik tren kontraksi tersebut. Ketika sektor pertambangan dikeluarkan dari perhitungan, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 5,57%, didorong oleh sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pariwisata.
“Ini bukti bahwa ekonomi rakyat sebenarnya masih hidup dan punya potensi besar untuk menjadi penopang utama,” tambah Edo.
Editor : Purnawarman