get app
inews
Aa Text
Read Next : Gili Balu: Wakanda dari Timur yang Siap Mendunia

Ekonomi NTB Lesu, Tapi UMKM dan Pertanian Tunjukkan Sinyal Positif

Rabu, 22 Oktober 2025 | 11:25 WIB
header img
Ekonom Edo Segara. istimewa

LOMBOK, iNewsLombok.id - Kondisi ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2025 menunjukkan tantangan serius akibat ketergantungan berlebih pada sektor pertambangan. Menurut Ekonom Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara, Edo Segara Gustanto, struktur ekonomi NTB masih rapuh karena belum mampu menyeimbangkan peran sektor lain di luar tambang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar -1,47% pada triwulan I 2025 dan -0,82% pada triwulan II 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan perlambatan ekonomi yang cukup dalam, terutama disebabkan oleh penurunan kinerja tambang tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat.

“Ketika produksi tambang melambat, seluruh perekonomian NTB ikut terseret turun. Ini menandakan struktur ekonomi yang belum kokoh karena terlalu bergantung pada komoditas ekstraktif,”ujar Edo dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10).

Sektor Non-Tambang Justru Menunjukkan Pertumbuhan Positif

Meski secara agregat ekonomi NTB menurun, Edo menilai ada sinyal positif di balik tren kontraksi tersebut. Ketika sektor pertambangan dikeluarkan dari perhitungan, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 5,57%, didorong oleh sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pariwisata.

“Ini bukti bahwa ekonomi rakyat sebenarnya masih hidup dan punya potensi besar untuk menjadi penopang utama,” tambah Edo.

Ia menilai geliat UMKM, peningkatan produksi hasil pertanian, serta bangkitnya pariwisata pascapandemi menjadi indikator bahwa NTB mampu bertumbuh jika mengandalkan ekonomi berbasis masyarakat.

Seruan untuk Diversifikasi Ekonomi NTB

Edo menegaskan, pemerintah daerah perlu segera mempercepat diversifikasi ekonomi agar tidak terus terjebak pada fluktuasi harga komoditas tambang. Ia merekomendasikan beberapa langkah strategis, antara lain:

Mendorong hilirisasi produk lokal untuk meningkatkan nilai tambah.

Pemberdayaan UMKM berbasis digital agar lebih kompetitif di pasar nasional.

Pengembangan pariwisata halal dan berkelanjutan sebagai identitas unggulan NTB.

“Pembangunan ekonomi ke depan tidak boleh lagi hanya bergantung pada investasi besar sektor tambang. Kuncinya ada pada inovasi lokal, peningkatan kapasitas SDM, dan penguatan ekonomi desa,”tegas Edo.

Arah Kebijakan Menuju Ekonomi Inklusif

Menurut Edo, jika strategi diversifikasi dijalankan secara konsisten, NTB memiliki peluang besar untuk keluar dari tekanan kontraksi dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Sebagai tambahan, sejumlah lembaga riset mencatat bahwa NTB memiliki potensi besar di sektor energi terbarukan, perikanan tangkap, serta industri pengolahan pangan lokal yang bisa menjadi pilar ekonomi baru daerah. Pemerintah pusat juga telah mendorong proyek strategis nasional seperti pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan program industrialisasi hasil pertanian untuk memperkuat struktur ekonomi regional.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut