get app
inews
Aa Text
Read Next : Kontroversi Pilrek Unram 2025: Kuasa Hukum Prof Hamsu Kadriyan Sebut Ada Upaya Penjegalan

Tudingan Rekayasa di Balik Pemilihan Senat Unram: Dunia Akademik Terkontaminasi Kepentingan

Jum'at, 17 Oktober 2025 | 12:59 WIB
header img
Diskusi FOKUS (Forum Mahasiswa Penjaga Demokrasi Kampus) UNRAM (Universitas Mataram), Kamis (16/10/2025) di Bumi. Istimewa

LOMBOK, iNewsLombok.id - Forum Mahasiswa Penjaga Demokrasi Kampus (FOKUS) Universitas Mataram (Unram) menggelar diskusi publik yang membahas dugaan kejanggalan dalam proses pemilihan senat dan calon rektor.

Diskusi bertajuk “Matinya Demokrasi di Kampus: Membongkar Kejanggalan Senat dan Upaya Penjegalan Kandidat Calon Rektor Unram” ini menghadirkan berbagai narasumber yang menyoroti indikasi penyimpangan dan kriminalisasi akademik.


Diskusi FOKUS UNRAM: Tandatangan dukungan sebagai penyataan sikap peserta diskusi. istimewa

Dugaan Kriminalisasi dan Penghalangan Hak Akademik

Dosen Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri (Fatepa) Unram, Dr. Ansar,  mengaku menjadi korban ketidakadilan dalam proses pendaftaran senat.

“Di fakultas saya akhirnya tidak bisa mendaftar karena dijatuhi sanksi etik kategori berat, yang tidak berdasar, tanpa melalui proses, dekan dijadikan tameng. Cukup saya mengalami, jangan sampai dosen lain atau mahasiswa, ini kriminalisasi,” tegas Dr. Ansar, Kamis (16/10/2025).

Ia menyebut telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), namun sanksinya tiba-tiba dicabut setelah masa pendaftaran berakhir.

“Saya mencoba mencari keadilan melalui gugatan PTUN, tapi dalam prosesnya sanksi kemudian dicabut, tapi saya sudah tidak bisa mendaftar senat. Ini akal-akalan mengerikan,” lanjutnya.

Menurut Ansar, situasi ini menunjukkan bahwa demokrasi kampus tengah mengalami stagnasi dan pengendalian kekuasaan melalui regulasi internal yang direkayasa.

Seruan Keterlibatan Pemerintah Pusat

Dr. Ansar mendorong perhatian pemerintah pusat, bahkan Presiden, untuk turun tangan.

“Untuk itu pula saya berharap Kementerian turun tangan, bila perlu sampai Presiden. Membahayakan ketika dunia Pendidikan dibusuki oleh kesewenang-wenangan,” tegasnya.

Sementara itu, Dekan Faperta Unram Satrijo Saloko memilih enggan berkomentar panjang.

“Minta ke Tim Hukum dan Advokasi Unram ya, Mas. Kami sudah kuasakan, dan sekarang kami sedang fokus proses akreditasi,” tulisnya melalui pesan WhatsApp.

Alumni: Kampus Bukan Arena Kekuasaan

Alumni Unram, David Putra Pratama menilai kebebasan akademik kini terancam. Ia menegaskan bahwa kampus harus menjadi ruang pertarungan ide, bukan arena politik kekuasaan.

“Integritas dan akuntabilitas menjadi dasar dalam mengejawantahkan nilai moral dan ilmu. Sebagai guru besar, tak pantas mempertontonkan hal menjijikan di hadapan civitas akademika,”terangnya.

Ia mengingatkan bahwa pemilihan rektor harus menjadi kompetisi gagasan, bukan pertarungan kepentingan.

Mahasiswa Siap Lakukan Aksi Besar

Ketua DPM Unram 2024 M Affan Fadilah sekaligus Korlap FOKUS, mengungkap adanya dugaan pelanggaran serius dalam tahapan pemilihan senat.

“Aneh, senat dilantik oleh ketua senat lama tanpa ditunjukan SK. Setelah ada dinamika dan tuntutan, baru muncul SK-nya,” ujarnya.

Affan juga menyoroti adanya intimidasi terhadap dosen yang hendak maju sebagai calon rektor.

“Kalau ini terus terjadi kita semua harus mengepung Unram, kita turun ke jalan, mahasiswa dan masyarakat akan menentang cara-cara kampus menjegal seseorang,”

Seruan Demokrasi Bersih

Diskusi ini dihadiri puluhan peserta dari perwakilan BEM, organisasi mahasiswa eksternal, dan masyarakat umum di Kedai Bumi Resto, Kota Mataram. Mereka menyerukan pemulihan demokrasi kampus, transparansi, serta penghapusan intimidasi dalam proses akademik.

Editor : Purnawarman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut