Oleh: Dr Firmansyah (Akademisi Universitas Mataram)
Lama kelamaan perilaku politisi detail dipahami. Pun perilaku pemilih juga begitu. Demokrasi yang diterapkan sejak reformasi beri pelajaran tidak terlupakan.
Kawan dan lawan tidak ada yang abadi. Ingat pemilu sebelumnya? Dulu Pemilih Prabowo begitu bersemangat.
Di akar rumput tidak jarang gontok-gontokkan, mungkin yang masuk penjarapun tidak sedikit. Pada akhirnya Jokowi menang.
Sakit hati sebagian pendukung prabowo tidak mudah surut. Namun, Sejalan waktu kehidupan politik kembali cair.
Malah Prabowo jadi menterinya Jokowi. Partai politik kembali dikocok, koalisi atau bertahan jadi oposisi.
Mendekati pemilu lagi (2024). Partai-partai tentukan arah lagi. Kocok-kocok lagi, Lobi-lobi terjadi.
Partai atau tokoh-tokohnya yang dulu tidak sejalan dengan Jokowi pindah arah. Pun sebaliknya.
Sekarang terbagi tiga. Anis, Ganjar dan Prabowo. Prabowo dan Partai yang dulu lawan Jokowi kini sebagian sejalan.
Dulu sebagian yang dukung Jokowi, tidak lagi searah. Anak Jokowi jadi wakil Prabowo.
Pola yang sama mungkin akan begitu lagi. Di pemilu mendatang. Bila ditakdirkan kalah.
Kita berharap partai politik dan tokoh-tokoh besarnya jadilah oposisi. Opisisi yang kuat, opisisi yang benar-benar kawal jalannya pembangunan.
Bila semua dalam satu. Satu gerbong, bagaimana diharap ada check and balance.
Tolong jangan ada lagi orkestra setuju berjamaah atau tidak setuju berjamaah. Jadilah begarawan besar, apapun posisi.
Standar setuju tidak setuju tentu tergantung baik atau tidak buat bangsa dan rakyat. Bila harus setuju, kawal supaya berjalan sesuai rellnya.
Saat ini Bangsa kita sedang susun rencana pembangunan jangka panjang. Tingkat nasional (RPJPN) dan daerah (RPJPD).
Menuju indonesia emas 2045. Arahnya akan disingkronkan. Supaya bangsa ini jelas arah.
Tidak berubah-rubah setiap pergantian pemimpin. Maka mulailah dari sini. Ingatlah wahai pemimpin yang mendapat amanah.
Hidup ini bakal mati. Telah berlalu pemimpin-pemimpin besar dunia yang kuat dan hebat dalam sejarah.
Kini tinggal tulang belulang. Ukirlah sejarahmu, seperti pendahulumu. Pada akhirnya semua akan dipertanggung jawabkan kelak.
Pada sang Pencipta, Allah Rabbul Alamin. Semoga bangsa ini menjadi bangsa besar, aman dan sentosa. Itu yang perlu dijaga.
Editor : Purnawarman