Kondisi ini membuat ribuan orang Ekuador untuk bermigrasi.
Selain itu, negara ini menghadapi kejahatan yang meningkat tajam, termasuk peningkatan kasus pembunuhan, perampokan dan kerusuhan di penjara.
Kekerasan di Ekuador mencapai puncaknya selama kampanye dengan pembunuhan kandidat presiden antikorupsi Fernando Villavicencio.
Dia ditembak mati ketika meninggalkan acara kampanye di Quito pada bulan Agustus. Kemenangan Daniel Noboa disambut gembira para pendukungnya. Mereka merayakannya di jalan-jalan di Guayaquil setelah hasil penghitungan suara akhir diumumkan.
"Kami membutuhkan darah baru dan bukan politik lama yang telah banyak merugikan kami," kata seorang mahasiswa, Eduardo Chavez, 23 tahun.
"Presiden kita seharusnya tidak membuang-buang waktu dan bekerja sangat keras untuk mengerem rasa tidak aman." Pesaingnya, Luisa Gonzalez mengucapkan selamat kepada Noboa atas kemenangannya. Dia meminta Noboa untuk memenuhi janji-janjinya kepada para pelajar dan orang tua.
"Selamat yang sebesar-besarnya karena inilah demokrasi," kata Gonzalez kepada para pendukungnya di Quito.
Artikel ini telah terbit di iNews.id dengan judul Baru 35 Tahun, Anak Pengusaha Pisang Daniel Noboa Terpilih Jadi Presiden Ekuador
Editor : Purnawarman