MATARAM, iNewsLombok.id - Mantan Wakil Ketua DPR RI mengkritisi habis-habisan kinerja Anggota DPR RI yang keseharian dalam tugasnya dinilai hanya menyalurkan bansos ke rakyat. Padahal tugas sebenarnya mereka mengawasi pemerintah.
"Emang dia jadi tukang penyalur bansos pemerintah kita pilih dia. Rupanya Mereka jadi penyalur bansos. NTB punya 10 anggota dewan. Besok-besok kita keliling orang yang galak di sana bukan disuruh tidur nyogok rakyat dengan bansos-bansos. Kalau jadi penyalur bansos ngapain kita pilih dia jadi anggota dewan. Untuk apa punya hak imunitas kalau mau jadi penyalur bansos, "tegas Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini.
Menurut mantan anggota DPR RI empat periode ini menegaskan bahwa itu bukan tugas anggota dewan. Pekerjaan anggota dewan itu tinggi, dia diberikan perlindungan diberikan hak imunitas. Diberikan gaji diberikan protokoler untuk sejajar dengan pemerintah agar bisa mengawasi pemerintah.
"Lah kita rakyat disuruh ikut ngawasin. Enak aja. Ya makan gaji buta, itu gak benar. Semua akan akhirnya tidak dapat diawasi. Itu kan semua karena tidak ada pengawasan Dewan. Bagaimana bisa pejabat yang gaya hidupnya aneh-aneh. Punya mobil segala macam. Dan dipamerkan lagi. Tidak dipamerkan Gak ada pengawasan," paparnya.
Menurut Fahri kalau di negara demokrasi maju itu rakyat habis nyoblos tidur karena ada penjaga.
"Lah itu yang kita pilih untuk mengawasi. Ini gak kita disuruh berantem dianya tidur-tidur. Kan gak enak itu ya saya kira. Jadi kembali anggota dewannya diam tidur aja," tandasnya.
"Anggota dewan itu beroposisi kepada pemerintah agar pemerintah pekerjaannya benar. Gak ada caleg galak. Kalau di Gelora galak semua, Garis keras," tegasnya.
Editor : Purnawarman