Dimana tidak hanya terfokus pada urusan haji dan umroh. Namun, juga perlu diperkuat kerjasama ekonomi dalam bidang pertanian, pangan, peternakan, kelautan dan perikanan. "Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia dan berpotensi mengembangkan pasar ekspor ke Arab Saudi untuk komoditas pertanian dan peternakan," katanya.
"Seperti daging, unggas, ayam, beras dan berbagai produk pangan olahan yang memiliki sertifikat halal," sambung pria yang duduk di Komisi IV DPR RI tersebut. Menurut Johan Rosihan, selama ini hubungan investasi dan perdagangan kedua negara dinilai terjalin baik.
Apabila jika dilihat dari total nilai perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi selama tahun 2022, baru mencapai US$ 7 miliar dan trennya terus meningkat setiap tahun. Maka, diperlukan upaya agar nilai perdagangan dan investasi dari Arab Saudi terus meningkat dalam suatu kerjasama bilateral.
Dengan harapan membawa kesejahteraan bagi kedua negara. Oleh karenanya, diperlukan pula kesepahaman kedua negara. Yakni untuk memberi kemudahan bagi kerjasama investasi dan ekspor impor untuk produk-produk di sektor pertanian.
Kemudian perikanan dan peternakan untuk masuk ke pasar Arab Saudi dengan jaminan kualitas produk halal. "Perlu penguatan promosi investasi Arab Saudi untuk pengembangan infrastruktur peternakan di Indonesia," tutur Johan Rosihan.
"Serta investasi produk olahan industri peternakan mengingat investasi pada sektor pangan sangat erat kaitannya dengan pengembangan produk halal agar menjadi trend setter pangan dunia," kata Johan Rosihan menambahkan.
Tak lupa pula, dikesempatan itu Johan Rosihan menyampaikam terimakasih atas penerimaan yang hangat dan sangat bersahabat oleh Komisi Persahabatan Majelis Syuro Arab Saudi atas kunjungan GKSB DPR RI. Dikatakan Johan Rosihan, kegiatan ini sebagai bentuk diplomasi parlemen untuk peningkatan kerjasama dan persahabatan antar negara.
Editor : Dewi Ayu Tri Anjani