Raut wajah mereka pun memancarkan aura kegembiraan tiada henti. Wijaya Kesuma misalnya. Siswa SMKN 1 Selong tersebut mendapat beasiswa senilai Rp 1 juta.
“Beasiswa ini akan saya pakai untuk membayar SPP,” kata siswa kelas III jurusan Teknik Bangunan tersebut.
Kedua orang tua Wijaya turut hadir dalam penyerahan bantuan beasiswa tersebut. Keluarga ini begitu bersuka cita. Wijaya menuturkan, ini adalah beasiswa yang pertama diterimanya selama menempuh pendidikan.
Dan beasiswa ini benar-benar sangat bermanfaat. Sebab, saban bulan, Wijaya harus membayar SPP sebesar Rp 200 ribu di sekolahnya. Ditanya, apakah mengenal figur Rachmat Hidayat yang telah memperjuangkan beasiswa untuknya, dengan mantap Wijaya menganggukkan kepala.
“Beliau adalah panutan dan pahlawan bagi keluarga kami,” katanya.
Inaq Husnawati juga tak bisa menyembunyikan kegirangan hatinya. Warti, buah hatinya yang sedang menempuh pendidikan di SMA 3 Selong, termasuk salah seorang pelajar yang mendapatkan beasiswa.
“Bayar sekolah anak saya tiap bulan sekarang sudah teratasi,” katanya.
Sama seperti Wijaya, ini juga menjadi beasiswa pertama bagi Warti. Karena itu, Inaq Husnawati sudah memasang tekad sepenuhnya, bahwa beasiswa tersebut hanya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.
Isnawati, penerima bantuan modal usaha senilai Rp 6 juta juga tak kalah girang. Ibu rumah tangga yang memiliki usaha pisang bolen dan kue pastel ini yakin usahanya bisa terus berkembang dengan bantuan yang diterimanya.
Kemarin, Isnawati menerima berbagai peralatan untuk menopang usaha rumahan yang sudah ditekuninya selama dua tahun. Dengan peralatan-peralatan tersebut, usaha Isnawati akan menjadi lebih efisien.
Dirinya misalnya sudah tidak perlu mengaduk adonan secara manual. Namun sudah dibantu alat-alat pengaduk adonan yang bertenaga listrik. Isnawati menuturkan, pisang bolen dan kue pastel yang dibuatnya selama ini dijual di pasar.
Dalam sehari, rata-rata Isnawati mampu mengantongi omzet hingga Rp 250.000, dengan setidaknya Rp 100 ribu di antaranya merupakan keuntungan. Kini, dengan bantuan modal usaha yang diterimanya, Isnawati yakin omzet usahanya akan meningkat.
“Saya ingin sekali usaha kami bisa naik kelas. Pak Rahmat benar-benar telah membuka jalan bagi berkembangnya usaha kami,” katanya sembari tiada henti berterima kasih.
Di sela-sela penyerahan bantuan kemarin, Rachmat memang mengajak para penerima bantuan untuk berdialog. Banyak hal positif yang terungkap dalam dialog tersebut. Di antaranya bagaimana semangat wirausaha yang begitu tinggi, namun butuh dukungan dalam hal penguatan modal usaha.
Radityo Bimo, perwakilan Sentra Paramita Mataram menjelaskan, dari total 57 penerima bantuan modal usaha PENA yang diusulkan Rachmat Hidayat, kemarin sudah dicairkan kepada 30 penerima. Untuk 27 penerima lainnya, akan dicairkan paling lambat 31 Desember.
Bimo mengatakan, sebelum bantuan ini disetujui, pihaknya telah terlebih dahulu melakuan asesmen terhadap seluruh penerima. Asesmen tersebut untuk memastikan penerima bantuan adalah mereka yang benar-benar layak. Selain itu, asesmen juga untuk menentukan bantuan peralatan usaha apa yang dibutuhkan.
“Jadi, masing-masing penerima bantuan yang menentukan sendiri peralatan apa yang mereka butuhkan. Kami menyiapkannya berdasarkan daftar kebutuhan itu,” kata Bimo.
Dia mencontohkan, ada penerima bantuan yang memerlukan mesin sampan untuk menopang usahanya. Maka pihaknya menyiapkan mesin sampan dimaksud. Ada pula yang membutuhkan kompor gas, atau kulkas. Maka itu pula yang disiapkan pihaknya.
Nantinya, setelah penyerahan bantuan ini, akan ada monitoring secara berkala terhadap perkembangan usaha setiap penerima bantuan. Monitoring tersebut juga akan menjadi kesempatan bagi para penerima bantuan mengonsultasikan kendala pengembangan usaha yang dihadapi. Nantinya, solusi untuk setiap hambatan tersebut akan disiapkan secara bersama-sama. Misalnya, bagaimana membuka dan memanfaatkan peluang pemasaran yang baru, atau kendala-kendala lain.
Editor : Purnawarman