Ia menilai bahwa koalisi politik di Indonesia selama ini cenderung bersifat sementara dan mudah bubar setiap lima tahun.
Menurut Bahlil, masa satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo telah menunjukkan banyak program besar yang sudah maupun akan dijalankan, termasuk makan bergizi gratis, swasembada energi dan pangan, serta berbagai program pro-rakyat lainnya.
Ia juga menyinggung program prioritas seperti Sekolah Rakyat, hilirisasi produktif, reforma agraria, hingga internet gratis. Untuk menjamin keberlanjutan semua program tersebut, Bahlil menegaskan bahwa stabilitas politik menjadi kunci.
“Lewat mimbar yang terhormat ini, izinkan kami menyampaikan saran. Perlu dikuatkan koalisi permanen. Jangan koalisi on-off, on-off. Jangan koalisi, di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang,” ujar Bahlil.
Ia menambahkan, kerja sama politik yang solid hanya dapat berjalan jika dibangun dengan komitmen yang tulus.
“Kalau mau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau mau senang, senang bareng-bareng. Dan itu diperlukan gentlemen,” katanya.
Konsep koalisi permanen sempat muncul dalam diskursus politik Indonesia sejak 2014, namun belum pernah benar-benar diterapkan secara formal.
Jika terbentuk, koalisi permanen ini bisa menjadi yang pertama dalam sejarah pemerintahan Indonesia.
Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa koalisi permanen dapat mengurangi fungsi check and balance di parlemen.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
