“Untuk saksi ahli akan bertambah menjadi tiga orang, termasuk ahli dari LKPP dan ahli IT,” ungkap Hendro.
Ia menambahkan, penyidik juga sudah menerima laporan hasil perhitungan kerugian negara dari Kantor Akuntan Publik (KAP), serta laporan hasil pengujian perangkat Chromebook yang digunakan dalam proyek tersebut.
Modus dan Peran Para Tersangka
Hendro menjelaskan, kedua tersangka baru, LH (Direktur PT Temprima Media Grafika) dan LA (Direktur PT Dinamika Indomedia), berperan penting dalam pengaturan proyek TIK SD tahun 2022.
“Tersangka AS sejak awal sebelum pengadaan sudah berkomunikasi dan bersepakat dengan tersangka S, LA, dan MJ, termasuk hal perusahaan yang akan digunakan serta penyampaian link perusahaan yang diakses dan dipilih sebagai penyedia,” tegas Hendro.
Sementara itu, tersangka S menerima daftar perusahaan dari LA, lalu menyerahkan daftar itu kepada A untuk menentukan perusahaan pemenang yang sebelumnya telah disepakati bersama AS.
Proyek Rp 20 Miliar untuk 282 Sekolah
Proyek TIK SD tahun 2022 tersebut disalurkan kepada 282 sekolah dasar di 21 kecamatan se-Kabupaten Lombok Timur, dengan total 4.320 unit Chromebook dari tiga merek: Axioo, Advan, dan Acer.
Berdasarkan hasil penelusuran, proyek ini menelan anggaran lebih dari Rp 20 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan tahun 2022.
Namun, sebagian perangkat dilaporkan tidak berfungsi optimal dan tidak sesuai spesifikasi teknis, yang turut memperkuat dugaan adanya penyimpangan dalam pengadaan.
Pemeriksaan Distributor dan Hambatan Teknis
Terkait pemeriksaan terhadap pihak principal (pemegang merek), Hendro menjelaskan bahwa dari tiga merek yang digunakan, hanya Acer yang belum bisa diperiksa.
“Dari tiga merek tersebut, hanya merek Acer yang tidak bisa diperiksa karena tidak ada perwakilannya di Indonesia. Penyidik hanya memeriksa distributor,” ujarnya.
Pihak Kejari Lombok Timur menegaskan bahwa pengusutan kasus ini akan terus berlanjut hingga semua pihak yang terlibat dapat dimintai pertanggungjawaban.
Kasus korupsi pengadaan Chromebook di Lombok Timur ini menambah daftar panjang penyalahgunaan anggaran pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), sektor pendidikan masih menjadi salah satu bidang dengan tingkat korupsi tertinggi, terutama dalam proyek pengadaan berbasis teknologi dan sarana pembelajaran digital.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
