“(Pertemuan) ini upaya menjernihkan, menjawab persepsi dan asumsi orang tentang situasi internal di Partai Golkar,” ujar Mohan Roliskana usai pertemuan.
Klarifikasi dan Penegasan Sikap
Dalam kesempatan tersebut, Mohan menegaskan bahwa spekulasi liar yang berkembang di publik terkait disharmoni di tubuh Golkar NTB adalah tidak benar.
Ia menjelaskan, tidak ada konflik serius yang terjadi, dan semua dinamika merupakan hal wajar dalam partai politik besar.
“Sesungguhnya tidak ada masalah,” tegas Mohan.
Menurutnya, Partai Golkar memiliki kultur politik yang kuat dan matang dalam menyikapi perbedaan pendapat. Dialog terbuka, musyawarah, serta mencari titik temu adalah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun di tubuh partai.
“Ini cara kita, tradisi dan kultur kita di internal (Partai Golkar). Jika ada perbedaan perspektif, perbedaan pandangan, kemudian kita (selesaikan dengan) duduk bersama untuk menyamakan persepsi serta mendengar dari semua pihak,” jelasnya.
Sebagai Ketua DPD, Mohan merasa bertanggung jawab menjaga keharmonisan dan komunikasi antarkader, terutama dalam menghadapi dinamika politik menjelang Pilkada 2024 dan konsolidasi menuju Pileg dan Pilpres 2029.
“(Pertemuan) itu memberikan kita gambaran secara utuh tentang dinamika yang berkembang. Dan ini dalam posisi sebagai ketua saya harus menjembatani itu, terhadap seluruh anggota fraksi tentang dinamika yang berkembang,” tandasnya.
Politik Harmonis di Tengah Dinamika
Mohan menambahkan bahwa kebersamaan yang tergambar dalam pertemuan tersebut mencerminkan budaya politik Golkar yang dewasa dan terbuka. Menurutnya, keharmonisan dan kekompakan harus terus dirawat demi menjaga soliditas partai, terutama menjelang berbagai agenda politik besar di NTB.
“Seperti foto itu, suasananya cair dan guyub. Suasana harmonisasi kita di Partai Golkar seperti itu,” sambung Mohan.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait