Meski berbagai studi telah disiapkan, mulai dari dokumen AMDAL, studi kelayakan, hingga RKL-RPL dan pembebasan lahan oleh Pemkab Bima saat era kepemimpinan Dinda-Dahlan, proyek ini seperti terhenti di tengah jalan akibat pergantian kekuasaan dan hambatan birokrasi.
Pada tahun 2023, mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah bahkan sempat memposting pertemuannya dengan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa dan mengklaim bahwa anggaran pembangunan akan turun. Namun, kenyataannya tak pernah terealisasi hingga kini.
Gebrakan Mori Hanafi dan Kepastian Pembangunan
Berbeda dari sebelumnya, Mori Hanafi tampil sebagai penggerak utama realisasi proyek ini. Melalui pendekatan politik, advokasi legislasi, dan komunikasi intensif di berbagai rapat kementerian, Mori memastikan Jembatan Lewa Mori masuk tahap final Detail Engineering Design (DED) dan ditargetkan selesai pada Oktober 2025.
“Alhamdulillah, pertengahan 2026 kita mulai bangun. Anggarannya lewat APBN, senilai Rp1 triliun. Ini proyek besar, akan makan waktu 3–4 tahun pengerjaan,” tegas Mori Hanafi, Senin (14/7/2025).
Selain itu, ia juga mengawal percepatan proyek Samota yang sebelumnya diajukan senilai Rp600 miliar, namun setelah evaluasi cukup dengan Rp400 miliar untuk mendukung pembangunan sektor perikanan, agrikultur, dan pariwisata di NTB bagian timur.
Dampak Besar Bagi Ekonomi dan Pariwisata
Lebih dari sekadar infrastruktur, Jembatan Lewa Mori diprediksi akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kawasan, terutama di sektor perdagangan antarwilayah, akses pendidikan dan layanan kesehatan, hingga pengembangan pariwisata Teluk Bima sebagai destinasi bahari unggulan NTB.
Warga setempat pun menyambut gembira realisasi proyek ini.
“Sudah berapa kepala daerah dan presiden ganti, tapi jembatan ini tak pernah tembus. Kalau kali ini beneran dibangun, berarti Mori Hanafi beda,” kata Nurdin, warga Kecamatan Bolo.
Dukungan Kaum Muda dan Harapan Baru NTB Timur
Aktivis muda NTB, Putri Salsabila, menyampaikan bahwa keberhasilan memperjuangkan pembangunan ini adalah simbol nyata keberpihakan kepada rakyat.
“Dengan Lewa Mori dan Samota, akses makin terbuka, ekonomi menggeliat, dan rakyat pasti sejahtera. Inilah pembangunan yang ditunggu-tunggu masyarakat Sumbawa, bukan sekadar janji panggung kampanye,” ujar Putri.
Proyek akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal dari sektor konstruksi dan logistik.
Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR akan menjadi leading sector pembangunan fisik.
Direncanakan akan dibangun juga rest area dan view point pariwisata di sisi jembatan.
Pemerintah daerah tengah mempersiapkan regulasi zonasi kawasan penyangga untuk mencegah konflik lahan.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait