"Momentum ini harus dimanfaatkan untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem pendakian di Rinjani," tegas Gubernur Iqbal.
Komitmen Konservasi dan Keselamatan Gunung Rinjani
Salah satu rencana konkret yang diungkapkan adalah rencana penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Amman terkait penggunaan helikopter untuk evakuasi darurat di kawasan Rinjani.
Namun demikian, Gubernur mengingatkan perlunya diskusi lebih lanjut karena helikopter yang dimiliki PT Amman belum dirancang khusus untuk evakuasi medis.
"Penggunaan helikopter itu perlu pembahasan lebih lanjut, mengingat unit yang dimiliki PT Amman tidak sepenuhnya didesain untuk keperluan evakuasi," jelasnya.
Usulan Rebranding dan Peralatan Keselamatan Pendaki
Disyon Toba menyampaikan pentingnya perubahan branding pendakian Rinjani dari istilah “trekking” menjadi “mountaineering”. Ia menilai, rebranding ini akan meningkatkan kesadaran wisatawan, khususnya dari mancanegara, mengenai medan berat dan tantangan fisik yang dihadapi.
"Perbedaan pemahaman kata tersebut dapat berdampak besar terhadap keselamatan dan kesiapan pendaki," katanya.
Senada dengan itu, Harry Suliztiarto mengusulkan pembentukan tim evakuasi internal di bawah pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Selama ini, tim SAR hanya berperan sebagai backup dan sering kali kewalahan dengan banyaknya tugas penyelamatan.
"Kami juga mengusulkan agar di beberapa jalur pendakian dipasang alat bantu keselamatan, seperti tali pengaman, untuk mempermudah dan melindungi para pendaki," ujarnya.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait