“Ketum berpesan, Musda adalah ajang konsolidasi partai, bukan ajang perpecahan. Kalau ada perbedaan harus dimusyawarahkan hingga terjadi kesepakatan,” katanya.
Ia juga menyentil bahwa dinamika di internal Golkar NTB sudah cukup cair, termasuk di kalangan figur-figur kuat. “Kalau ada calon lebih dari satu, pasti bisa dinegosiasikan. Kakak Sari aman, pasti aman,” ujarnya dengan nada bercanda, disambut tawa peserta Musda.
Struktur Kepengurusan DPD Harus Representatif
Sangaji juga mengingatkan bahwa kepengurusan DPD Golkar NTB ke depan harus merepresentasikan semua kelompok sosial yang ada di daerah ini.
“Kalau di NTB ini ada NU, Muhammadiyah, NW, dan lainnya. Maka struktur DPD Golkar harus mencerminkan keberagaman itu. Ini penting untuk menjaga basis dukungan dan inklusivitas partai,” tegasnya.
Evaluasi dan Kemenangan di Pemilu Jadi Modal Besar
Sekjen DPP Golkar juga menggarisbawahi bahwa Partai Golkar telah berhasil memenangkan Pemilu 2024 di NTB. Menurutnya, ini menjadi momentum untuk memperkuat konsolidasi internal sekaligus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program kerja partai.
“Kita sudah menang pemilu, kini saatnya lahirkan kepemimpinan yang baik, dan program yang berpihak pada rakyat. Jika ada yang kurang baik, maka kita perbaiki,” pungkasnya.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait