Update Haji NTB 2025: Enam Wafat, 13 Masih Dirawat

Purnawarman
Update Haji NTB 2025: Enam Wafat, 13 Masih Dirawat. dok

LOMBOK, iNewsLombok.id – Hingga akhir Mei 2025, jumlah jamaah haji asal NTB yang wafat di Tanah Suci bertambah menjadi enam orang. Penambahan dua jemaah ini menguatkan komitmen semua pihak untuk memberikan layanan terbaik bagi seluruh jamaah, baik yang sehat maupun sakit.

Sementara itu, jumlah jamaah yang masih dirawat menurun menjadi 13 orang, dengan kondisi yang terus dipantau oleh tim kesehatan.

“Bayangkan, ratusan ribu orang di Masjidil Haram termasuk di Masjid Nabawi ikut menyalatkan. Setelah itu, jenazah diurus oleh pemerintah Arab Saudi dan diikuti oleh kloter,” ungkap Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTB Zamroni Aziz.

Daftar Jamaah Haji NTB yang Meninggal Dunia: 

  1. Padilah Sulaeman – Hypovolaemic shock, wafat 10 Mei 2025 (Lombok Timur)

  2. Marhanah Muhamad – Acute myocardial infarction, wafat 16 Mei 2025 (Kota Mataram)

  3. Sugianto Yoso Pawiwo – Cerebral infarction, wafat 21 Mei 2025 (Kota Mataram)

  4. Sahrim Sulaiman – Severe sepsis with septic shock, wafat 23 Mei 2025 (Lombok Barat)

  5. Siti Maryam Idrus – Cardiogenic shock, wafat 27 Mei 2025 pukul 20.20 WSA

  6. Siti Nurmah Muhammad Nurdin – wafat 30 Mei 2025 (Kabupaten Sumbawa)

Seluruh proses pemulasaran jenazah jamaah haji Indonesia dilakukan dengan penuh penghormatan dan dukungan penuh dari Pemerintah Arab Saudi, mulai dari salat jenazah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi hingga pemakaman.

13 Jamaah Masih Dalam Perawatan Intensif.

Berikut nama-nama jamaah NTB yang masih menjalani perawatan medis:

  1. Dirasih Puasa
  2. Nurseh Tinah
  3. Mahani Mustar
  4. Purnasih Langsi
  5. M. Saleh Ahmad
  6. Mur Amaq Irah
  7. M. Nur Sirady
  8. Mariama Yunus
  9. Hasan Yakub Jumadi
  10. Jamilah Hanapi
  11. Hariyadi Norman
  12. Senah Jenah
  13. Padilah Sulaeman

Kebijakan Murur: Solusi Inovatif untuk Jamaah Sakit Berat

Pemerintah Indonesia melalui PPIH Arab Saudi menerapkan kebijakan Murur bagi jamaah dengan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk berjalan kaki saat prosesi haji.

Dengan kebijakan ini, jamaah akan tetap bisa mengikuti rukun haji melalui mobilisasi menggunakan ambulans khusus yang membawa mereka ke tempat wajib, seperti Muzdalifah dan Mina, kemudian kembali ke fasilitas kesehatan.

Langkah ini sangat membantu jemaah lanjut usia atau penderita penyakit kronis agar tetap dapat memenuhi rukun haji.

Penanganan Gangguan Mental dan Badal Haji Juga Dipersiapkan

Tak hanya fokus pada penanganan medis fisik, PPIH juga menyiapkan layanan untuk jamaah yang mengalami gangguan mental atau kehilangan memori. Jika tidak memungkinkan melanjutkan ibadah secara langsung, maka pelaksanaan badal haji (haji pengganti) dilakukan oleh petugas resmi yang ditunjuk pemerintah.

“Komitmen pemerintah Indonesia, melalui PPH Arab Saudi dan Kementerian Agama, termasuk dukungan Pemerintah Arab Saudi, adalah tidak ada jemaah yang tidak terlayani dengan baik,” tegas Zamroni.

Kolaborasi Erat Tim Medis dan Petugas Non-Kesehatan

Selain bantuan medis, petugas non-kesehatan dari kloter dan sektor juga dilibatkan secara aktif untuk memberikan pendampingan psikologis dan spiritual kepada jemaah, khususnya yang sakit atau rentan secara emosional. Kegiatan ini disebut sebagai bimbingan ibadah dan spiritual healing, yang rutin dilakukan di setiap sektor.

Editor : Purnawarman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network