LOMBOK, iNewsLombok.id – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB, Sinta Agathia Iqbal, menerima kunjungan dari Manager Partnership Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), Anindya Praharsacitta Nirbito, di Pendopo Gubernur NTB, Rabu (21/5/2025).
Pertemuan ini membahas kolaborasi strategis dalam program pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan industri tenun dan kerajinan tradisional di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Dalam dialog hangat tersebut, Bunda Sinta menekankan pentingnya memahami selera pasar ekspor, khususnya pasar Eropa yang memiliki siklus musim. Ia menyoroti persoalan tidak sinkronnya produk dengan kebutuhan konsumen internasional.
“Beberapa masukan yaitu mengenai pengiriman produk yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan negara yang dituju, membuat tidak tepat sasaran. Sehingga kain-kain NTB yang dikirim berwarna terang ke Eropa pada musim winter tidak laku terjual dan akhirnya tidak sukses,” ujarnya.
Fokus Dekranasda NTB: Promosi dan Pelestarian
Lebih lanjut, Bunda Sinta mengungkapkan rencana penguatan koordinasi antara Dekranasda provinsi dengan kabupaten/kota untuk memaksimalkan promosi produk lokal, terutama dari Sumbawa dan KSB.
Ia menyarankan agar produk unggulan dari kedua daerah ini mulai dipasarkan melalui NTB Mall sebagai langkah awal menuju pasar nasional dan internasional.
“Mungkin nanti produk dari KSB dan Sumbawa kita masukan ke dalam NTB Mall dulu minimal,” harapnya.
Bunda Sinta juga mengangkat isu semakin langkanya pengrajin tenun Sumbawa, terutama dari segi motif dan pola khas.
Ia menyerukan langkah pelestarian yang konkret, termasuk ketersediaan pewarna alami, yang saat ini hanya ditemukan di Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Kontribusi AMMAN: Pendampingan UMKM Perempuan dan Ekowisata
Dalam kesempatan tersebut, Anindya menjelaskan bahwa program sosial AMNT difokuskan pada peningkatan kapasitas UMKM melalui pendampingan jangka panjang kepada para pengrajin, mencakup pelatihan manajemen, branding, pengemasan produk, hingga penciptaan ekosistem industri yang berkelanjutan.
“Saat ini kami sedang melakukan pendampingan jangka panjang kepada para pengrajin dan juga melakukan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau Sumbawa,” jelasnya.
AMNT juga terlibat aktif dalam pengembangan destinasi wisata berbasis komunitas sebagai bagian dari strategi pemberdayaan masyarakat Sumbawa dan KSB secara menyeluruh.
Tambahan Informasi yang Relevan:
Data Dinas Perindustrian NTB mencatat bahwa lebih dari 60% pengrajin di wilayah NTB adalah perempuan, namun masih menghadapi kendala akses pasar dan pelatihan lanjutan.
Permintaan pasar ekspor untuk produk tenun terus meningkat, khususnya di Eropa dan Asia Timur, yang kini lebih menyukai bahan organik dan pewarna alami.
Tenun Sumbawa memiliki keunikan pola geometris dan filosofi lokal yang belum banyak dikenal, sehingga berpotensi besar menjadi produk unggulan ekspor berbasis budaya.
Penguatan ekosistem UMKM perempuan di sektor kriya dinilai sejalan dengan SDGs poin 5 dan 8, yakni kesetaraan gender dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Sinergi untuk Masa Depan Produk Lokal NTB
Kolaborasi antara Dekranasda NTB dan AMNT menjadi langkah nyata dalam mengangkat potensi lokal dan memperkuat posisi produk kerajinan NTB di pasar global. Selain menjawab tantangan pasar, inisiatif ini juga menyentuh aspek sosial, budaya, dan keberlanjutan yang akan memberi dampak jangka panjang bagi masyarakat, khususnya perempuan pengrajin di Sumbawa dan KSB.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait