“Partai lain pun gayanya sama. Siapa yang punya kuasa pasti jadi rebutan untuk dijadikan kader. LAZ misalnya, secara aklamasi terpilih jadi Ketua DPW PAN NTB walau tidak berdarah-darah di partai. Tapi karena posisinya sebagai bupati, maka itu dimudahkan demi komunikasi dan pengamanan kebijakan,” ujarnya.
Fenomena tersebut, lanjut Darwan, sudah terjadi sejak lama. Saat TGB menjabat sebagai Gubernur NTB, ia bahkan berpindah ke partai yang sedang berkuasa demi kelancaran politik pemerintahannya.
Kaderisasi vs Kepentingan Politik
Lebih lanjut, Darwan juga mengkritisi konsistensi partai-partai dalam menjaga proses kaderisasi. Bahkan partai yang dikenal ketat dalam membina kader seperti PKS dan PDIP, menurutnya juga tidak luput dari praktik kompromi politik.
“Sekarang tak ada satupun partai yang benar-benar komit pada proses kaderisasi. Pada akhirnya, semua partai mempertimbangkan kekuasaan dan peluang politik. Termasuk ketika PKS memberi ruang pada Dewi Noviany adik Dr. Zulkieflimansyah sebagai calon Wakil Bupati,” jelas Darwan.
Soal Iqbal dan Isu Pengurus Baru Gerindra NTB
Menyoal kabar bahwa Lalu Muhammad Iqbal akan memimpin DPD Gerindra NTB, Darwan menyatakan hal itu belum final dan masih menunggu keputusan dari DPP.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait