LOMBOK, iNewsLombok.id – Polemik terkait jumlah komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di Lombok Tengah menjadi sorotan dalam rapat gabungan komisi DPRD dengan pemerintah daerah pada pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati yang digelar Selasa (29/4/2025).
Anggota DPRD Lombok Tengah, Ahmad Syamsul Hadi, mengungkapkan bahwa berdasarkan pemantauan pihaknya, jumlah kelompok LGBT di daerah tersebut diperkirakan melebihi 2.000 orang. Ia meminta pemerintah tidak menutup mata terhadap realita ini.
"Langkah-langkah serius harus segera diambil. Pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, dan pendekatan edukatif penting dilakukan agar kelompok ini tidak semakin tersisih," ujarnya.
Syamsul Hadi menegaskan bahwa pendekatan represif bukanlah solusi. Ia mendorong metode yang humanis dan preventif, mengingat faktor penyebab munculnya komunitas LGBT sangat kompleks—mulai dari lingkungan keluarga, gaya hidup pergaulan, hingga paparan konten digital yang tidak terfilter.
Sementara itu, Sekda Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya menegaskan pentingnya menyikapi isu LGBT sebagai fenomena sosial yang membutuhkan pemahaman dan pendekatan holistik.
"Ini bukan soal setuju atau tidak setuju, tapi bagaimana pemerintah bersikap bijak. Edukasi dan pendekatan sosial jauh lebih efektif ketimbang stigmatisasi," ucap Firman, Jumat (2/5/2025).
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Suardi, mengungkapkan data berbeda.
Menurut data resmi dari Dinkes, jumlah LGBT di Lombok Tengah yang teridentifikasi hanya 420 orang, jauh di bawah estimasi DPRD.
“Kalau dari pendataan kami, hanya 420 orang,” katanya singkat.
Perbedaan data ini mendorong DPRD agar Pemda melakukan pemetaan yang lebih akurat dan menyeluruh, sehingga strategi penanganannya bisa lebih tepat sasaran dan tidak menimbulkan polemik di masyarakat.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait
