Kematian ASN di Lombok Utara Berujung Kerusuhan! Polsek Kayangan Diserang Massa

Anggi Setiawati
Kematian ASN di Lombok Utara Berujung Kerusuhan! Polsek Kayangan Diserang Massa. Anggi Setiawati/iNewsLombok.id

LOMBOK, iNewsLombok.id - Kematian tragis RW (25), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lombok Utara, mengundang perhatian publik. Ia diduga mengakhiri hidupnya setelah mengalami tekanan mental akibat kasus dugaan pencurian ponsel di sebuah gerai Alfamart.

Ayah korban, Nasruddin, menegaskan bahwa anaknya bukanlah seorang pencuri, melainkan korban intimidasi.

"Anak kami tidak bunuh diri, tapi dibunuh mentalnya oleh oknum aparat," ujarnya, Senin (17/3/2025).

Menurut keluarga, RW tidak sengaja mengambil ponsel orang lain yang mirip dengan miliknya. Setelah menyadari kesalahan, ia langsung mengembalikan ponsel tersebut dan berdamai dengan pemiliknya.

Keluarga bahkan telah memberikan uang damai Rp2 juta sebagai bentuk penyelesaian.

Namun, meskipun masalah ini telah diselesaikan secara kekeluargaan, RW diduga masih mendapat ancaman dari oknum aparat kepolisian.

"Dia diancam hukuman tujuh tahun penjara dan denda Rp90 juta, jika tidak menyerahkan uang Rp15 juta," ungkap Nasruddin.

Tekanan ini membuat RW depresi. Sebelum meninggal, ia sempat mengungkapkan kepada keluarga bahwa dirinya lebih baik mati daripada harus menghadapi tekanan yang tidak adil.

RW dikenal sebagai pemuda gigih yang berjuang demi keluarganya. Sebelum menjadi ASN di Dinas PUPR Lombok Utara, ia pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk membiayai kuliahnya.

Selain bekerja sebagai ASN, RW juga berjualan es keliling demi menopang ekonomi keluarga.

"Anak saya adalah tulang punggung keluarga. Dia pekerja keras dan taat beribadah," ujar sang ayah dengan mata berkaca-kaca.

Keluarga RW meminta agar oknum aparat yang menekan mental anak mereka diberhentikan dari kepolisian. Mereka juga mendesak agar pelaku yang menyebarkan video CCTV dugaan pencurian RW diproses hukum.

"Kami ingin keadilan. Oknum yang menekan anak kami harus dipecat!" tegas Nasruddin.

Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta membantah adanya tekanan terhadap RW.

"Kami tidak melakukan penahanan, jadi bagaimana mungkin ada intimidasi?" katanya.

Sementara itu, Kapolda NTB Irjen Hadi Gunawan menyatakan pihaknya masih menyelidiki insiden ini.

"Masih dalam penyelidikan, termasuk insiden penyerangan Polsek Kayangan yang diduga terkait dengan kematian RW," ujarnya.

Editor : Purnawarman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network