Menurut Hasan, beberapa topik yang dibahas tidak relevan dengan isu-isu strategis yang menjadi fokus antara lain Birokrasi dan Pelayanan Publik.
"Kami apresiasi debat ini, tapi kami mengangap KPU NTB tidak konsisten terhadap tema debat perdana. Tema yang ditentukan tentang Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, tetapi pertanyaan-pertanyaan tim perumus yang disiapkan dari awal melebar kemana-mana mulai dari Kemiskinan dan pengangguran SMK,"terangnya.
Hasan menyebut bahwa hal itu menunjukkan KPU tidak konsisten. Tim Relawan Zul-Uhel ini menyoroti pentingnya KPU menjaga integritas debat sebagai upaya menyampaikan visi dan misi masing-masing calon.
"Selain itu KPU juga tidak cermat dalam menentukan durasi waktu terutama sesi pertama dan saat pertanyaan sesama paslon,"ungkapnya.
Hasan menegaskan kepada KPU pentinya disekusi sesuai tema. Hal ini agar memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada publik menjelang pemilihan mendatang.
"Oleh sebab itu kami minta KPU melakukan evaluasi diri. Agar debat kedepan jauh lebih baik. Agar masyarakat NTB mempunyai referensi lebih baik tentang paslon gubernur dan wakil gubernur,"tegasnya.
Ketua Komisioner KPU NTB Muh Khuwailid mengakui telah sukses menyelenggarakan debat tetapi ada yang akan dievaluasi.
"Agar Paslon lebih dalam lagi membahas tentang visi-misi dalam debat,"ungkapnya.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait