Sementara itu Bacagub Doktor Zul, selaku incumbent secara geo politik sudah tidak seperti dulu lagi. Pulau Sumbawa yang notabenenya adalah basis Doktor Zul dalam Pilkada 2024 sekarang terpecah menjadi tiga oleh wakil Ummi Rohmi dan Wakil Iqbal.
"Kita tahu di pulau Sumbawa ada Pak Musyafirin sebagai bakal calon Wakil gubernur Ummi Rohmi dan Bupati 2 periode di KSB, kendati KSB pemilihnya tdk terlalu besar, namun yang jelas Musyafirin sudah tentu memberikan kontribusi elektoral yang konkrit dari KSB dan Sumbawa Besar. Pun, Ibu Dinda mantan Bupati 2 periode di Kabupaten Bima sebagai bakal calon Wakil Lalu Iqbal, tentu akan memberikan kontribusi elektoral yang konkrit dari Bima, Kota Bima dan Dompu, karena Dinda representasi dari suku Mbojo," tegasnya.
Dari sisi tersebut, menurutnya Doktor Zul harus melakukan gerakan politik extradinory untuk menghambat laju kedua Bakal Calon Gubernur tersebut.
"Itu alasan analisis saya menempatkan Bakal Pasangan Rohmi - Firin dan Iqbal - Dinda lebih berpeluang dan pertarungannya lebih ketat, artinya bahwa basis Doktor Zul di Pulau Sumbawa terganggu dengan serius oleh keberadaan Dinda dan Musyafirin," terangnya.
Namun harapan itu tentu masih tetap terbuka untuk bakal pasangan Zul - Uhel, karena masih ada faktor-faktor lain yang dipakai sebagai pisau analisis selain faktor Geo politik dan basis elektoral.
"Selain faktor di atas, Faktor lain itu, seperti partai pendukung, kekuatan modal, soliditas tim, dan kekuatan investor serta konsultan masing-masing bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut,"
Selain itu, masih ada tiga wilayah yang dimana ketiga wilayah tersebut merupakan battel area atau wilayah pertarungan yang sangat sengit. Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram dan KLU.
"Nah, menurut saya Rohmi dan Iqbal di tiga wilayah ini selain Doktor Zul, Siapa yang bisa mengorkestrasikan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memperoleh suara paling besar di tiga battel area tersebut, khususnya pasangan Rohmi - Firin dan Iqbal - Dinda, maka sepertinya merekalah pemenangnya, dengan catatan ketika mereka mampu mengunci angka target di wilayah-wilayah khusus basis masing-masing dengan baik dan apik,"terangnya.
Saat pendaftaran yang di mana masing-masing pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTB daftar tanggal 28 dan 29, sementara tanggal 27 tidak ada yang ngambil hari tersebut, mungkin ada pertimbangan yang lain sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing bakal pasangan calon serta para penasehat mereka.
"Saat pendaftran kita bisa melihat bahwa terjadi adu massa ketiga bakal calon pasangan, riuh gegap gempita para pengiring mengantarkan bakal calonnya ke KPU. Kalau saya menilai ketiga bakal pasangan calon tersebut menghadirkan letupan penetrasi politik yang menghasilkan ledakan yang sama, massa dan atribut juga seimbang. Namun, belum ada yang menghadirkan sesuatu yang unik yang menggambarkan atau mempersonifikasikan dekat dengan rakyatnya, "
Rata-rata bakal pasangan calon hanya menampilkan kekuatan massa dan jamaah serta atribut mereka, dan biasa saja yang dilakukan ketiga bakal calon tersebut.
Dari sisi tersebut memberikan informasi kepada publik, bahwa pertarungan Pilgub 2024 akan berjalan dengan seru dan sengit.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait