Kisah TGKH Zainuddin Abdul Madjid Pendiri NW dan NWDI yang juga Pahlawan Nasional Indonesia

Purnawarman
Kisah TGKH Zainuddin Abdul Madjid Pendiri NW dan NWDI yang juga Pahlawan Nasional Indonesia.

LOMBOK TIMUR, iNewsLombok.id - Kisah Tuan Guru Kiyai Haji M Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syekh merupakan bagian dari sejarah Indonesia. Selain dikenal sebagai pendiri Nahdatul Wathan (NW) dan Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI), ia juga merupakan pahlawan nasional Indonesia. Berikut sejarahnya.

 

Biografi TGKH M Zainuddin Abdul Madjid Lengkap

M Zainuddin Abdul Madjid lahir dengan nama lengkap Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Kampung Bermi, Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 20 April .

Ayahandanya TGH. Abdul Madjid yang terkenal dengan penggilan "Guru Mu'minah", semasa mudanya bernama Luqmanul Hakim merupakan seorang muballigh dan terkenal pemberani.

Maulana Syekh pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah, sedangkan ibu Maulana syaikh, Hajjah Halīmah al-Sa'diyyah terkenal sangat shalihah. Luqmanul Hakim membawa Maulan syaikh ke Mekkah untuk menimba ilmu agama ketika beliau berusia 9 tahun.

Beberapa saat setelah musim haji usai, TGH. Abd. Madjid mulai mencarikan guru buat anaknya. Sampailah pencarian TGH. Abdul Madjid pada sebuah halaqah.

Syaikh yang mengajar ditempat tersebut bernama Syaikh Marzuqi, seorang keturunan 'Arab kelahiran Palembang yang sudah lama mengajar mengaji di Masjid al-Haram, yang saat itu berusia sekitar 50 tahun.

Disanalah Maulanasyakh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid diserahkan untuk belajar.

Selain itu juga sempat belajar 'ilmu sastra pada ahli syair terkenal di Mekah, yakni Syaikh Muhammad Amin al-Quthbi dan pada saat itu berkenalan dengan Sayyid Muhsin Al-Palembani, seorang keturunan 'Arab kelahiran Palembang yang kemudian menjadi guru beliau di Madrasah al-Shaulatiyah.

Sejak kecil al-Mukarram Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terkenal sangat jujur dan cerdas.

Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah-bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang yang begitu besar kepada beliau. Ketika melawat ke Tanah Suci Mekah untuk melanjutkan studi, ayah-bundanya ikut mengantar ke Tanah Suci.

Ayahandanyalah yang mencarikan guru tempat belajar pertama kali di Masjid al-Haram dan sempat menemaninya di Tanah Suci sampai dua kali musim hajji.

Sedangkan ibundanya Hajjah Halimah al-Sa'diyyah ikut bermukim di Tanah Suci mendampingi dan mengasuhnya sampai ibunda tercintanya itu berpulang ke rahmātullāh tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Ma’lah, Mekkah al-Mukarramah.

TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Tanah Suci Mekah selama 13 tahun kemudian beliau kembali ke Indonesia atas perintah dari guru yang paling beliau kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath, pada tahun 1934.

Setiba di Pulau Lombok dari Tanah Suci Mekah ke Indonesia, mula-mula beliau mendirikan pesantren al-Mujahidin pada tahun 1934 M. Kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).

Editor : Purnawarman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network