PDIP NTB Tanam Pohon Buah di Masjid, Rachmat: Kami Ingin Menggugah Masyarakat

Lokomotif Utama
Rachmat menegaskan, masjid harus menjadi lokomotif utama dalam melakukan gerakan tanam bibit pohon buah dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Masyarakat juga diminta menyeimbangkannya dengan rajin menaman bibit pohon di pekarangan rumah mereka.
"Jika masyarakat mulai rajin menanam bibit buah lokal di pekarangan maupun di sepanjang lingkungan, kelak hasil buah lokal itu dapat dikelola dan dimanfaatkan secara kolektif maupun untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan vitamin rumah tangga," imbuhnya.
Jika masyarakat sudah memiliki buah lokal di lingkungan mereka, maka masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk sekadar membeli buah-buahan. Seperti halnya masyarakat Desa Kawo, yang saat ini mesti membeli buah harus menempuh jarak yang jauh dari perkampungan mereka.
Setelah penanaman pohon buah produktif tersebut, nantinya PDIP NTB juga akan menanam pohon kurma di pekarangan masjid. Satu masjid akan ditanami dua buah pohon kurma.
Saat ini, bibit kurma tersebut sedang dalam proses pemesanan di salah satu daerah budidaya bibir kurma di Pulau Jawa. Pada kesempatan tersebut pula, Rachmat berjanji akan memberikan bantuan senilai Rp 200 juta untuk pembangunan Masjid Al-Ikhlas.
Selain itu, akses jalan tanah yang berlubang dan bergelombang menuju dusun tersebut, akan diperjuangkan untuk menjadi lebih layak sehingga memudahkan akses masyarakat. Aminah, salah seorang warga tak henti mengucap syukur atas perhatian yang diberikan kepada masyarakat setempat.
Tak henti dia mengembangkan senyum manakala dirinya menerima bantuan bibit manggis dari Rachmat Hidayat. Beberapa warga juga mengaku, bibit tanaman tersebut mungkin buahnya tidak akan dinikmati oleh mereka karena tak ada yang tahu umur setiap orang sampai kapan.
Namun, mereka haqqulyakin, bahwa bibit tanaman tersebut kelak, manakala akan berbuah, akan dinikmati oleh anak dan cucu mereka.
“Anak-anak dan cucu saya nanti yang akan berjamaah memanjat pohon manggis ini kalau sudah berbuah,” kata seorang warga yang sudah sepuh dengan logal Sasak yang kental. Dia begitu girang. Senyumnya tiada henti mengembang.
Sementara itu, Rektor Universitas Mataram Prof Bambang Hari Kusomo mendapat kesempatan untuk menyosialisasi program Universitas Mataram di hadapan masyarakat yang hadir. Prof Bambang menjelaskan, Unram memiliki program mencari calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu namun pintar untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran. Nantinya calon mahasiswa tersebut akan dibebaskan dari kewajiban membayar uang pendaftaran dan SPP selama menempuh pendidikan di Unram.
Selain itu, mahasiswa tersebut akan dicarikan beasiswa untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka.
Editor : Purnawarman