Rp19 Miliar Dipertaruhkan: Proyek Jalan Lenangguar–Lunyuk di KSB Tertunda Alat Bor Pile

“Besok kita akan site meeting bersama Pak Kadis di Lunyuk,” imbuhnya.
Saat ditanya terkait keberadaan alat bor pile, Miftahudin menegaskan alat masih dalam proses keberangkatan dari Pulau Jawa.
“Masih di Jawa, hari Jumat malam start. Ini fotonya, sedang dikirim dari lokasi,” ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa medan yang dihadapi cukup berat, terutama pada area rawan longsor dan likuifaksi yang sebelumnya mengalami kerusakan serius.
“Kita harus singkirkan dulu area runtuhan gunung sebelum mulai kerja bore pile,” jelasnya.
Proyek ini ditargetkan untuk memulai pengeboran pondasi (bore pile) sekitar 25 Oktober 2025, dengan pemasangan beton penyangga sepanjang November.
Terkait pekerjaan pengaspalan, proses tersebut dapat berjalan paralel, terutama di titik jalan yang tidak terdampak longsor.
“Kalau untuk pengaspalan bisa bersamaan di bulan November, untuk penanganan perbaikan jalan di luar segmen longsor,” katanya.
Namun, ia menegaskan bahwa pengaspalan tidak dilakukan menyeluruh, melainkan hanya pada area terdampak.
“Total panjang segmen longsor sekitar 325 meter,” pungkasnya.
Proyek dari APBD I NTB Tahun 2025 ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk memulihkan konektivitas wilayah selatan Sumbawa Barat—khususnya jalur vital Lenangguar–Lunyuk yang menjadi akses utama distribusi hasil pertanian, sektor perikanan, hingga pariwisata.
Meski mengalami kendala mobilisasi alat berat dan medan ekstrem, pihak PPK tetap optimistis pengerjaan dapat diselesaikan tepat waktu tanpa perpanjangan kontrak.
Pemerintah Provinsi NTB menjadikan proyek ini sebagai prioritas karena jalur Lenangguar–Lunyuk kerap terputus saat musim hujan akibat longsor.
Proyek ini juga diharapkan menopang akses menuju destinasi wisata pesisir selatan seperti Pantai Jelenga dan Desa Wisata Ai Lemak
Editor : Purnawarman