Ekas Tak Lagi Memanas: Pelaku Wisata Sepakat Berdamai Setelah Dua Bupati Pathul-Iron Dimediasi

“Tidak ada lagi tabrakan di laut, semua berjalan damai,” katanya.
Menurutnya, pelaku wisata di Ekas tidak menolak kehadiran rekan dari Lombok Tengah. Namun, yang diperlukan adalah aturan main yang jelas agar tidak terjadi gesekan.
“Kita satu profesi, harus saling dukung. Aturan main harus jelas agar tidak ada konflik,” tegas Jaya.
Sebagai tindak lanjut, Bupati Lombok Timur akan menggelar pertemuan resmi di Pendopo bersama seluruh pelaku wisata untuk menyepakati regulasi bersama.
“Kita tak mau wisatawan kapok datang ke Ekas hanya karena konflik internal,” imbuh Jaya.
Ketua Ekas Surf Club, Wirawan atau akrab disapa Kuwur, mengakui bahwa mediasi dua bupati membawa perubahan besar. Bahkan menurutnya, terjadi lonjakan kunjungan wisata hingga 70 persen.
“Kunjungan naik sekitar 70 persen, yang sebelumnya sepi,” ujarnya.
Ia menuturkan, kondisi Ekas saat ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya atau sebelum konflik mencuat. Wisatawan kini lebih banyak menggunakan kendaraan darat, meskipun sebagian masih datang melalui jalur laut.
“Setelah pertemuan dua pemimpin daerah difasilitasi Gubernur NTB, kondisi makin kondusif. Pelaku wisata di Awang juga sudah mulai paham dan menghargai,” katanya.
Potensi Ekowisata Ekas
Pantai Ekas merupakan kawasan pesisir yang terkenal dengan spot selancar kelas dunia dan snorkeling alami. Selain itu, desa Ekas juga memiliki kekayaan budaya dan kuliner yang mulai berkembang sebagai daya tarik wisata tambahan.
Pemerintah Provinsi NTB berkomitmen menjadikan Ekas sebagai model pengembangan wisata berbasis komunitas yang damai dan berkelanjutan.
Editor : Purnawarman